Sunday, September 24, 2006

Welcome Ramadhan

Alhamdulillah, syukur atas segala nikmat ini, akhirnya Ramadhan yang dinantikan tiba. Seneng banget rasanya akhirnya bulan dimana semua dosa akan diampuni dan segala pinta akan dikabulkan datang juga. Ya walaupun Allah adalah zat yang gak terikat waktu dalam memberikan ampunan maupun mengabulkan pinta, tapi sesuai dengan janjiNya, bulan ini adalah masa terbaik untuk ber'kencan' dengan RahmatNya.
Ini jadi puasa pertama di Cikarang, rasanya biasa aja gak ada yang spesial. Yang spesial adalah awal puasa tahun ini sekaligus jadi awal dimana aku memulai sebuah kehidupan yang baru. Kehidupan nyata yang harus aku jalani.
Ramadhan kali ini benar-benar menjadi tumpuan harapanku dalam menatap kehidupan ini. Bulan ini benar-benar manjadi tumpuan harapanku dalam menapaki kehidupan yang akan datang.
Saat ini aku berharap agar Tuhan mengampuni dosaku dan mengabulkan pinta dan harapanku.

Sunday, September 10, 2006

Hidup jadi indah saat kita bisa memaknai hidup

Begitulah kehidupan, segalanya terkadang penuh dengan misteri yang tak terduga sebelumnya. Bahkan tak pernah sekilas terlintas di benak kita. Benar menurut seniman Sudjewo Tedjo, "Bukan Tuhan namanya kalo mudah di tebak" tapi masalahnya sekarang apakah kita bisa mengikuti kejutan-kejutan yang Tuhan berikan? Kalo kita bisa menerima dah tetap berusaha berfikir positif tentang apa yang Tuhan tetapkan atas diri kita tentunya tidak akan menjadi masalah. Namun, jika yang terjadi sebaliknya alias kita malah menyalahkan Tuhan atas hal yang terjadi dengan diri kita dan salah dalam memaknai hidup, maka malapetaka akan menimpa diri kita.

Mungkin bukan malapetaka dalam arti musibah atau semacamnya (walaupun bisa jadi seperti itu juga) tapi saat kita membangun pikiran negatif atas ketetapan Tuhan, disitulah malapetaka yang sebenarnya terjadi. Maka kalo mau kita jujur, sebenarnya kita akan berada di dalam kegalauan hati dan terjebak serta terikat oleh pmikiran kita yang kotor itu. Bukan mau sok alim atau mau munafik, jujur saja diri saya sendiri sering terjebak oleh keadaan ini. Dimana banyak hal yang terjadi tidak berhasil dimaknai justru yang terjadi adalah kita semakin terpuruk oleh keadaan yang seharusnya kita nggak patut terjebak dalam peristiwa itu.

Tapi sat kita bisa memaknai dan berpikir positif akan hal yang terjadi, maka sepahit apapun maka akan terasa manis. BUkannya manis pahitnya sesuatu tergantung pada suasana hati ? Kalo hati kita nggak terjebak dengan apa yang terjadi dan justru berfikir positif pasti akan ada sesuatu yang manis setelahnya, maka kedamaiannlah yang didapat. Sekarang masalahnya ada pada mampu atau tidak kita bersabar dalam menghadapi semua ?

Satu hal lagi saat kita memaknai hidup, pastilah kita secara manusiawi pasti akan menerka-nerka hal apa yang akan terjadi, maka jika kita terikat oleh belenggu peristiwa dan salah memaknai sesuatu, dan berpikiran buruk tentang hal yang akan terjadi, maka hahl buruk itulah yang akan terjadi. TApi sebaliknya jika kita berpikir positif, maka hal positiflah yang akan terjadi. Ada satu kata yang pernah saya dengar bahwa Tuhan berserta prasangka ummatNya. Sudahkah kita berprasangka baik terhadapNYA ? Kalaupun yang terjadi nggak sesuai dengan keinginan berarti Tuhan menjanjikan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan.

Thursday, September 7, 2006

The Real World Just Began

Kini sebuah dunia nyata baru saja aku jalani. Sulit pada awalnya, berat untuk menjalaninya. Namun inilah hidup bagaimanapun harus dijalani. Aku berpegang pada sebuah keyakinan bahwa hanya Tuhan yang kuasa mengatur segala urusan. Dia telah menyiapkan jalan bagiku untuk menjemput rizkiNya. Aku yakin akan kebesaran dan pertolonganNya akan ada untuk semua makhlukNya. Aku hanya berharap agar mata hatiku bisa melihat segala kejadian dan peristiwa disekitarku sebagai sesuatu yang harus berhasil kumaknai dengan mata hati, bukan hanya dengan mata jasmani ini. Aku nggak mau terperangkap pada sebuah kejadian tanpa mampu memaknai hakekat dari suatu kejadian. Pintaku pada Tuhanku sederhana, aku hanya ingin selalu berada dalam pertolongan dan perlindunganNya.

Satu dari beberapa hal yang aku kecewakan dan bahkan telah membuat aku stess dan seolah ingin segera lari dari keadaan ini adalah kini aku mulai kehilangan waktu sepertiga malam yang terakhirku dan aku juga sering kehilangan waktu shubuhku. Kehilangan dua waktu itu cukup membuatku stress. Sebab dengan waktu-waktu itu aku bisa 'bercengkrama' dengan 'Tuanku'. Menumpahkan segala isi hati dan berusaha mencari cara bagaimana cara menata hati kembali. Mencari solusi dari segala masalah dan mencari kesejukan demi ketentraman hati. Bukan sok religius atau sok alim, tapi memang begini keadaannya. Sekali lagi aku hanya mengharap pertolonganNya agar bisa terlepas dari masalah ini. Karena kuakui aku nggak tau harus berbuat apa untuk mengatasi masalah yang satu ini.
Aku berharap, aku bisa melewati ini semua tetap berada di jalanNya, tetap bisa melihat dengan cahayaNya. Aku hanya ingin ketenangan diri ....

Tuesday, September 5, 2006

Mencari sebuah pembenaran dari sebuah kejadian


Gampang banget ternyata mencari pembenaran dari sebuah kejadian. gak peduli apa alasannya, tapi yang jelas begitu ada satu hal yang menuntut adanya kerja keras, tapi yang terjadi justru pencarian pembenaran sebagai alasan untuk menghindar dari usaha yang seharusnya dilakukan. jujur aja, hal ini sering mengahmpiriku saat ada sesuatu yang terjadi. beragam problematika yang terjadi tapi yang terjadi selanjutnya adladh pencarian pembenaran, bukan pencarian solusi. susah banget ngungkapinnya tapi itu lah yang biasanya terjadi.

beruntung ada sedikit pencerahan dari salah satu alumni tentang masalah ini. awalnya gak sengaja tapi apa yang beliau tuliskan dan tujukan ke emailku telah memberikan sedikit pencerahan dalam diriku. sederhana, 'Namun, tidak banyak orang untuk sabar terus berusaha dan kadang lebih suka mencari alasan pembenar untuk menghindar'. kata-kata yang cukup singkat, terlepas dari menyinggung ataupun tidak, tapi kata-kata tersebut ada benarnya. banyak yang lebih suka mencari alasan pembenar dibanding sabar dan terus berusaha.

kejutan yang terjadi, dan beberapa hal yang belum mencapai target (menurut pandangan kita) menjadi hal pemicu utama, tapi yang lebih utama lebih pada salah memaknai hidup. pemikiranku saat ini hanya terjadi pada diriku, mungkin akan berbeda jika terjadi pada orang lain.

Sebuah Catatan Kecil

Kehidupan yang benar-benar hidup buatku dimulai saat aku berani memutuskan untuk memilih SMK Telkom Sandhy Putra Malang sebagai tempatku menuntut ilmu. Alasan awal saat itu terlalu simple "Aku nggak mau sekolah di Bondowoso" tapi nggak kusangka semuanya berdampak besar dalam kehidupanku. Aku sendiri baru menyadari setelah semuanya terjadi. Hal ini telah memberikan sebuah pelajaran berharga buatku. Ternyata dalam memutuskan suatu hal harus benar-benar dipikir masak-masak bagaimana konsekwensi dari keputusan yang kita ambil. Hal ini juga memberikan pelajaran bagiku betapa kecilnya diri kita dihadapanNya. Betapa bodohnya kita, betapa tidak berdayanya kita saat menjalani hidup. Betapa besar kuasaNya bahkan kita tak kuasa untuk sekedar membayangkannya. Semuanya berjalan begitu cepat seolah bagai mimpi yang ku alami dalam tidur malamku. Hal indah pertama yang aku alami adalah aku bisa mendapatkan suasana kekeluargaan yang luar biasa di SMK Telkom. Mungkin bagi sebagian orang biasa saja tapi buatku, hal tersebut sangat luar biasa. Beragam masalah, konflik yang muncul diantara kami justru itulah yang merekatkan kami. Hal itu teramat sulit dan terlalu indah untuk dilupakan. For all kretek12 members ..... keep our relationship !

Hal lain yang juga tak kusangka adalah ternyata aku harus mampu mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupku yang menyangkut masa depanku. Aku harus memilih mau kemana setelah lulus SMK? kerjakah? atau kuliahkah? hal ini sempat menjadi dilema tersendiri dalam hidupku. Akhirnya dengan pertimbangan yang matang akhirnya aku memutuskan untuk memilih dunia kerja apapun resikonya. Pertimbanganku sederhana, saat aku memilih jauh-jauh sekolah di SMK Telkom Malang, dengan konsekwensi biaya hidup yang mahal (dibanding jika aku masuk SMA di kotaku) trus dengan membawa satu keyakinan akan pertolongan dan jalan yang telah Tuhan tetapkan untuk diriku, maka aku mantapkan langkahku menuju dunia kerja.
Waktu demi waktu berlalu, keputusan bulat telah ku ambil, sat yang dinanti tiba Ujian Nasional. Aku kurang begitu takut menghadapi Ujian Nasional, karena menurutku tentang Ujian Nasional segalanya telah jelas arah dan tujuannya. Hasilnyapun dapat segera diketahui kepastiannya. Tapi yang justru membebani pikiranku adalah mau kemana setelah Ujian Nasional, mau kemana setelah kelulusan, mau kemana setelah wisuda? hal ini terus menghantuiku. Namun satu tekad dan keyakinanku, saat Tuhan memberikanku jalan untuk menuntut ilmu di SMK Telkom Malang, berarti Tuhan telah menyiapkan lapangan kerja buat diriku. Aku mempercayai kebesarannya walaupun bahkan hingga saat wisuda belum ada perikrutan yang berhasil aku jalani dengan baik. Alias nggak ada yang lolos ! Hal ini tidak membuatku kecewa, walau aku harus menjadi beban bagi orang lain dan aku harus melakukan sesuatu hal yang sampai saat ini masih aku sesali mengapa aku melakukannya,namun aku bercaya akan kebasaran Tuhan dan segala KuasaNya yang Maha Adil dan Maha Bijaksana. Namun setidaknya aku telah berusaha memberikan senyuman pada orang tuaku pada saat wisuda saat aku dinobatkan jadi salah satu dari 10 wisudawan terbaik. Bahagia rasanya .... Namun sejujurnya hal itu tak mampu mengurangi kegundahanku dalam menatap masa depan. Hidupku masih tanpa tujuan saat itu.

Monday, September 4, 2006

Kehidupan baru dimulai

Kehidupanku berubah saat aku menerima sebuah pesan singkat dari salah satu rekanku yang bertuliskan "Yu ... mau kerja di CSM g?" setelah aku tindak lanjuti, akhirnya aku tahu bahwa sekolah telah merekomendasikan lulusan terbaiknya untuk bekerja di CSM, ya Alhamdulillah saat itu kuucapkan. Ya saat yang telah lama kau nantikan akhirnya datang.
Test pertama dah aku jalani, lancar, segalanya telah Tuhan berkati dan aku berhasil menagkap sedikit rahmat itu dan aku berhasil. Dari 7 orang yang ikut seleksi, 5 orang berhasil lolos. Sepulang dari test aku langsung kembali ke Bondowoso kampung halamanku, nggak lama segera aku kembali ke Malang saat aku dipanggil untuk ikut psikotest di balai psikologi TNI AL di Juanda. Test kedua ini alhamdulillah berhasil aku tempuh dengan hati yang optimis akan rahmat Tuhan. Hal itu yang selama ini menjadi peganganku. Setelah psikotest, aku kembali ke Malang sejenak untuk menyelesaikan urusan ijasah yang belum selesai. Akhirnya ijasah keluar, nah ini saat yang aku nantikan. Aku nggak lagi jadi beban bagi orang lain. Aku pulang ke Bondowoso. Ya ... pulang ke Bondowoso walaupun tanpa tujuan yang pasti, namun aku lega hidup tanpa menjadi beban bagi orang lain. Walaupun dengan agenda yang cukup mengkhawatirkan ya ... menunggu hasil pengumuman CSM. Lebih sebulan lamanya aku menunggu. Akhirnya hari itu datang juga. Hari itu Rabu, 9 Agustus 2006 aku mendapat telepon panggilan untuk mengikuti wawancara dengan HRD di CSM Surabaya Jum'at, 11 Agustus 2006 jam 8 pagi. Bardasarkan pertimbangan Bapak, maka aku berangkat dari Malang, dengan niat awal mengurus transkrip sekaligus menghindari kemacetan di Porong akibat Lumpur Lapindo. Alhamdulillah perjalanan lancar. Tak ada kemacetan yang ada hanya kelancaran demi kelancaran. Tuhan, segala puji bagiMu. Ternyata wawancara yang dijanjikan hanya bohong belaka, ternyata hari itu hanya konfirmasi kesediaan untuk bekerja sekaligus kesepakatan gaji dan lain lain. Hal yang sangat mengejutkan, bahwa aku harus dah ada di Jakarta tanggal 14 Agustus 2006, waktu yang teramat singkat untuk membuat persiapan yang matang. tapi Wah senangnya ..... Doaku terkabul CSM.... aku datang !
Hari pertama masuk, cukup lama menunggu sampai akhirnya aku ke Cikarang (tempatku ditempatkan) dan memulai perkenalan dengan semua orang kantor. Akhirnya aku tau bahwa aku bukan di CSM tapi di 3G-Net, Perusahaan yang menyediakan jasa content dari jaringan yang disediakan CSM. Walaupun beda PT, namun masih dalam satu managemen, bahkan orang2nya pun masih orang CSM.Hari kedua berangkat ke Chase Plasa Jakarta, katanya ntuk tanda tangan kontrak, tapi gagal dan akhirnya kembali lagi ke Cikarang. Akhirnya aku mulai orientasi di lingkungan kerja yang baru. Lalu aku workshop satu minggu untuk mengenal hardware yang dipake di CSM lalu ke MUltinet sekedar numpang orientasi. Sesudahnya .... The Real World just Began !!!!!!!!!!!!