Monday, August 20, 2007

antara badminton dan pawai budaya ...

Badan ini terasa remuk redam walau dalam rinai hujan, dalam gelap malam, juga dalam sedu sedan ... [halah ... kok jadi seperti itu ... berlebihan banget ... ] Cape de ... seribu satu rasa berpadu jadi satu dan gak karuan.

Rupanya saya terlalu bergembira dengan weekend kemaren. Secara saya jarang-jarang menemui sabtu atau minggu pagi di rumah. Jadinya kesempatan ini tidak akan dilewatkan begitu saja ... [hore ... libur tlah tiba ... libur tlah tiba ...]

Pagi dilalui dengan maen badminton dengan lapangan segede lapangan monas karena badminton yang melompat kesana kemari gak jelas secara gak ada yang bisa maen secara baik dan benar jadi ya ... gitu dey ...

Maen badminton biasanya pulang jam 8an, tapi kemaren dilanjut sampai sekitar jam 9.30. Jadi begitu saya pulang, orang-orang dah mulai banyak yang berdatangan ke Monas, bukan untuk olah raga, tapi untuk wisata monas, naik ke puncak monas.

Salah seorang teman bilang kalau sore itu akan ada karnaval. Pertama-tama seeh gak tertarik, tapi daripada bengong di rumah, sambil menahan rasa 'jarem' dan 'pegal' yang mulai terasa akhirnya pergilah saya ke monas.

Sampai di monas, ternyata pawainya dah mulai. Maka dengan kepedean saya, meluncurlah saya ke depan podium VVIP tempat tiap kontingen mengaktraksikan keunikan budaya-nya masing-masing.

Mari kita review beberapa budaya Indonesia ... yang ternyata mampu membuat saya memberikan stand applouse buat mereka ... [jarang-jarang saya mau memberikan tepuk tangan saya secara cuma-cuma ... selain kegembiraan saya dalam hal iseng ke teman-teman saya ... :p ]

Kalau dari sekitaran Sumatra lebih didominasi oleh kesenian melayu, dan Batak. Sayang sekali saya gak bisa nonton kesenian yang dari Aceh, padahal saya benar-benar menantikan kesenian dari daerah istimewa yang satu ini. Tapi jangan harap dominasi melayu dari sumatra tidak membawa suatu ciri khas dari setiap provinsinya, tiap daerah masih punya ciri khas yang bisa dibanggakan. Dari pakaian akan sangat terlihat mana yang dari Sumatera Barat, mana yang dari Riau. Dari gerak seni tari dan irama musik juga masih dapat ditebak dari mana tari dan musik ini berasal.

Kalau bicara kesenian yang paling beragam dan multi etnis, maka Kalimantan Barat lah pemenangnya. Mulai dari dayak, melayu, tionghoa semua berpadu dalam kesatuan harmoni yang indah. Walau beda budaya, tapi ketika dibunyikan irama musik yang sama keberagaman tadi larut dalam sebuah harmoni gerak yang indah. Tapi gerak tari dayaklah yang saya anggap paling mantap ... Jawa Timur juga beragam, namun keberagamannya masih made in Indonesia semua, tidak multi etnis yang GO Internasional kayak di Kalimantan Barat.

Dari daerah Sulawesi, Maluku, dan Papua terkenal dengan pakaian yang minim ... [parno bin porno neeh ... ] tapi sayang, yang berpakaian minim justru yang laki-laki dan kebanyakan melambangkan kejantanan lelaki Indonesia yang sedang berlaga di medan perang [baca=tari perang]. Gerakannya cukup unik, cukup variatif dan tiada duanya di belahan bumi manapun. Tapi untuk daerah bekas Kerajaan Islam, tidak ada pakaian minim. Kebudayaan asli telah berbaur dan disesuaikan dengan budaya Islam. Pakaian kebesaran adat sudah lebih tertutup dan rapi. Baik untuk laki-laki maupun wanita. Namun tetap meinggalkan suatu ciri khas yang membedakan antara pakaian dari Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Timur.

Suatu kejutan ditampilkan oleh kontingen dari Jawa Tengah. Ternyata dari daerah Magelang terdapat suatu kesenian yang mirip dengan kesenian dari Papua. Dimana mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu yang dirajut dengan beberapa hasil bumi jadi terlihat primitif. Gerakan tari yang merupakan perlambang syukur atas hasil bumi yang melimpah ini sama sekali tidak ada unsur budaya Papua atau Indonesia bagian Timur. Gerak tari jawa masih sangat terasa. Dan keunikannya lagi, para penari menggunakan tutup kepala yang dibuat dari hasil-hasil bumi yang dirajut mirip dengan tutup kepala suku indian. Gak mungkin banget kan kalau mereka mencontek dari suku Indian dari Benua Amerika sana ?? secara dahulu belum ada riwayat yang menyatakan ada kerjasama antara 2 golongan suku tadi [jawa dan indian]. Saya benar-benar tidak menyangka ada tarian yang 'agak primitif' tadi dari daerah Jawa.

Bali seperti biasa mengusung tarian barong bali lengkap dengan gadis bali yang menarikan mata-matanya sampai melotot. Cukup ramai sambutan untuk kontingan dari Bali. Paling meriah, paling ramai, paling banyak pesertanya. Kalau misal dikumpulkan di lapangan Monas, maka yang paling berkilau adalah kontingen dari Bali. Secara pakaian mereka di dominasi oleh warna emas danmerah ... pokoknya ... Bali meriah Euy ...

Dan dari kampung halaman saya, Jawa Timur menampilkan paduan apik antara seni reog Ponorogo, seni gandrung dari Banyuwangi, sama 'kucing garong' khas dangdutan dari daerah komunitas Madura. Sebenarnya bukan kucing garong siy ... cuma ada penari dengan gaya mirip penyanyi dangdut yang berlenggak-lenggok ala penari jawa di atas mobil hias. Pokonya gaya ala O.M Palapa yang sedang show lah ...

Kalau yang paling jago atraksi maka Jawa Barat lah pemenangnya. Jika chearleader cuma bisa melakukan formasi membentuk piramida manusia, maka kesenian sisingaan bisa membentuk piramida manusia sambil mengusung patung singa. Sayang, patung singanya gak di naiki sama anak-anak kecil. Karena aslinya patung singa tadi dinaiki oleh anak-anak. Btw ... tetep membuat saya sekali lagi berdecak kagum.

Semboyan Jakarta Untuk Semua rupanya cocok dengan DKI Jakarta. Bagaimana tidak ? lha wong orang Jakarta bisa memadukan banyak kebudayaan sekaligus. Misal baju pengantin Maramis adalah paduan dari arab (songkok, surban, baju jubah gamis), tiong hoa (warna dominan merah dan cadar ala cina bagi pengantin wanita), dan melayu (konde dan model kebaya yang dipakai). Sungguh perpaduan sempurna. Dan tidak hanya itu, seni musik tanjidor juga gak kalah seru. Paduan dari berbagai aliran musik dan paduan sempurna antara gamelan dan alat musik modern mampu menghadirkan sajian yang istimewa.

Itulah hebatnya Indonesia. Tidak perlu mengadaptasi dari luar dalam hal kebudayaan dan kesenian. Semua berasal dari Indonesia. Jika ada unsur asing, maka unsur tadi telah melebur dalam suatu kebudayaan yang masih memiliki ciri kekhasan daerah masing-masing. Sama sekali saya tidak melihat u nsur adaptasi dari budaya asing. Semua masih original kecuali beberapa penari yang berambut merah [pengen sok bule kalee yak ...]

Semoga pawai ini bisa jadi agenda rutin tahunan dan dipromosikan menjadi agenda wisata internasional. Saya yakin bule-bule yang liat pasti akan geleng-geleng gaya project pop kagum sama keberagaman dan keindahan budaya Indonesia. Kalau dikelola dengan baik, pawai budaya ini lebih menarik daripada karnaval yang rutin digelar di Rio de Janerio Brazil.

Salam buat Pak Menteri Kebudayaan ... kalau ada acara semacam ini, promosinya yang gencar pak ... dan pastikan diliput dan disiarkan langsung oleh semua stasiun TV ... bangkitkan semangat nasionalisme melalui budaya ...

Friday, August 17, 2007

Dirgahayu Indonesia ...

Dirgahayu Indonesa ups ... Indonesia ... [selamat ulang tahun Indonesia]

Usia 62 bagi sebuah negara adalah sebuah usia remaja yang bisa dikatakan matang, tapi masih belum terlalu ranum. Nalau diibaratkan buah, Indonesia adalah buah yang terlalu tua untuk dibikin rujak, namun terlalu muda untuk dijadikan buah pencuci mulut. Tanggung lah ...

Pagi ini seperti biasa mendapat jatah untuk tugas. Pagi ini juga seluruh negeri ini disibukkan oleh aktifitas upacara bendera. Upacara memperingati tahun ke 62 proklamasi kemerdekaan negeri ini. Jalanan yang semestinya lengang karena hari ini hari libur nasional juga mulai bergeliat ramai, bahkan di depan beberapa gedung pemerintah jalanan dipergunakan untuk lahan parkir karena area parkir berubah jadi lapangan upacara. Yah .. setahun sekali upacara gak ada salahnya kan ... daripada ikut perang, mending upacara 1 jam kan ...

Dan biarkan saya sebagai seorang warga negara menceritakan apa yang saya ketahui tentang negeri ini beserta semua yang ada dalam kepala saya tentang negeri ini. Adalah hak saya kalau tulisan saya kali ini akan memakan bandwith dan menyita waktu pembaca ... Solusi terbaik adalah tekan Alt+F4 maka segalanya akan berakhir, namun jangan menyesal jika anda melewatkan salah satu hal baik karena kekesalan anda tersebut ...

--begin--

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi saat semua persiapan proklamasi kemerdekaan akan dikumandangkan. Bulan Agustus saat itu, bertepatan dengan bulan Ramadhan dan dengan hari paling agung yaitu hari Jum'at. Tanggal menunjukkan tanggal 17. Tepat beberapa hari setelah Jepang menyatakan menyerah pada sekutu tepat tanggal 15 agustus. Jepang sempat janji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia sehari sebelumnya, namun bangsa ini tidak semudah itu percaya kepada pihak asing, maka dengan tekad yang bulat diproklamasikanlah kemerdekaan itu, tapat pada pukul 10.10 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No 56. Maka sebuah babakan baru dimulai di negeri yang menjadi rebutan negara-negara haus kuasa itu.

Hari itu, tepat 62 tahun yang lalu, tonggak perjuangan negeri ini dimulai. Harapan dan angan tentang sebuah kemerdekaan mulai terbit. Tidak akan ada jalan yang mulus bagi sebuah negara yang memerdekaan diri dalam mewujudkan cita-cita luhurnya "Mewujudkan masyarakat adil dan makmur". Berbeda dengan Hong Kong, Brunei Darussalam, Malaysia, ataupun Singapura yang memperoleh kemerdekaan sebagai 'hadiah' dari Inggris, maka tidak bagi Indonesia. Hal ini lah yang patut dibanggakan dari Indonesia. Tercatat ada dua kali Belanda melancarkan agresi demi kembali bercokol di negeri yang terkenal dengan keberagamannya ini. "Sekali Merdeka, Tetap Merdeka" adalah semboyan yang diagung-agungkan hingga saat ini. Tak ada yang bisa mengalahkan sebuah semangat. Semangat untuk merdeka lah yang membakar jiwa para pejuang negeri ini yang menjadikan proklamasi kemerdekaan hanya sekali dikumandangkan sepanjang sejarah negeri ini.

Kagum saat tau bisa membangun sebuah stadion mewah saat usia kemerdekaan masih sangat muda. Kagum saat beberapa bangunan masterpiece di Jakarta justru dibangun saat negara ini belum pulih benar dari keterpurukan ekonomi sebagai sebuah negara yang baru lahir. Kagum saat berani melepaskan diri dari PBB demi mempertahankan sebuah jati diri.

Negeri ini adalah negeri yang kaya dan beragam. Tak akan habis waktu satu bulan untuk sekedar menjelajahi kebudayaan negeri ini dari Sabang hingga Merauke. Bahkan untuk sekedar berkeliling di Taman Mini Indonesia Indah, komplek miniatur budaya Indonesia, tak akan cukup waktu sehari semalam untuk menjelajahinya. Jika Malaysia boleh bangga dengan budaya melayu, dayak, cina dan indianya, maka Indonesia harus bangga dengan Aceh, Batak, Melayu, Bugis, Sunda, Jawa, Madura, dan ratusan budaya lainya. Jika Jepang membanggakan kimononya, maka Indonesia bisa membanggakan kebaya, batik, songket, tenun, koteka, baju bodo, dan ratusan jenis pakaian adat yang ada. Jika Italia bisa menduniakan spagheti dan pizza, maka rujak, empek-empek, gado-gado, cotto makasar, rendang, pecel, ayam betutu, balado, ayam rica-rica harus bisa mendunia juga. Jazirah arab boleh punya tari perut dan tari safin, Indonesia punya tari saman, tari kecak, tari piring, tari jawa klasik, tari remo, dan sejuta tarian yang lain.

Dan rasanya, tak akan pernah cukup untuk membanggakan negeri ini.

--end--

Dirgahayu Indonesia ...

Tuesday, August 14, 2007

Congratulation for my first year ....


Hari ini adalah tepat satu tahun usia saya lebih banyak saya habiskan di tempat ini. Di kursi biru tanpa lengan yang bisa di putar-putar dan menggelinding ke sana kemari, di komputer handal dengan akses internet tanpa batas yang dapat saya katagorikan luar biasa, di telepon dengan nomor ekstensi 63xx [maaf ... saya sensor ya ... anda sebaiknya menghubungi saya lewat ponsel saja, nomor kantor adalah untuk kepentingan kantor ... emoticon]

Tepat 365 hari yang lalu, saya datang ke sini demi sebuah harapan dan cita yang kini harus mulai saya yakini bahwa mulai menjadi nyata. Dari sebuah doa dan pengharapan yang saat itu hanya asa. Berbekal modal semua dari orang tua yang begitu menyayangi saya, tibalah saya di kota ini [cikarang] dan harus mau untuk memulai segalanya. Terima kasih saya ucapkan kepada triplegater senior yang telah mencarikan saya tempat tinggal setidaknya untuk 4 setengah bulan sesudahnya. Sungguh merupakan proses pendewasaan yang akhirnya saya rasakan adalah sesuatu yang teramat manis saat ini. Walaupun saya merasakannya saat itu pahit, getir, sakit ... oohhhh .. [jangan kaget baca kehiperbolaan saya ...emoticon]

Mulai dari berusaha untuk tidak makan gaji buta sampai berusaha untuk makan gaji buta dan sampai akhirnya saya mengidap males jaya ... he he he ...emoticon sebenarnya ini penyakit lama yang tak kunjung sembuh. Merasakan panasnya udara cikarang merasakan pekatnya kabut dari cerobong asap Mulia Industri semuanya adalah hal yang saya rasakan saat itu adalah suatu yang sangat berharga. Godaan untuk resign, semangat meneruskan pendidikan, ketidakbetahan dengan suasana cikarang, semua jadi satu yang akhirnya saya rasakan so sweet ... emoticon

Januari 2007 adalah awal saat terakhir saya menghabiskan waktu di Cikarang dan saya memutuskan untuk menjadi penduduk gelap Jakarta. Sekaligus saat-saat saya mulai menyandang status sebagai mahasiswa. Capek bo' ternyata kuliah sambil kerja, apalagi sistem shift kadang menciptakan perpaduan Jakarta-Cikarang-Jakarta-Cikarang-Jakarta yang sangat indah [kali ini indah dari hongkong ... capek banget ... emoticon]

Penyesalan terbesar saya hari ini adalah saya benar-benar telah membuang waktu selama satu tahun ini. Tak ada kontribusi yang bisa saya berikan kepada perusahaan yang rajin kirim uang jatah tiap bulan [walau kadang-kadang telat ... but is OK]. Tak ada disiplin ilmu yang benar-benar saya kuasai. Namun hal ini masih terselamatkan dengan ilmu yang berhasil saya serap dari kantor ... lumayan lah ... walau nggak expert, setidaknya masih ada sesuatu yang nempel di otak saya selama satu tahun ini [kalo ini cuma ajian ngeles saya ajah ... kabuuurrr ....emoticon]

Semua berlalu dengan sangat manis dan masih berlanjut hingga hari ini. Hari pertama di tahun kedua sudah mulai menampakkan diri. Masih banyak sesuatu yang masih harus dikejar. Tak hanya sekedar mendapatkan tempat tidur yang nyaman di kantor saat dinas malam, bukan hanya sekedar minuman hangat dari pantry, atau segala yang saya dapatkan dari internet kantor ... Masih banyak sesuatu yang masih harus diusahakan. Sambil berharap semangat ini tak pernah hilang dari dalam diri ...

Oia, ternyata saya dapat kado istimewa hari iniemoticon. Dimulai dari kesalahan saya minta arragge jadwal sehingga hari ini saya masuk pagi, problem di tempat bigbos yang terbilang istimewa sampai ada team maintenance yang di dampingi oleh engginer, problem routing di salah satu node dengan banyak anak, problem dengan service smtp, problem koneksi ke arah internasional, problem lokal akses yang membuat seluruh icon di sistem monitoring memerah, problem dengan LAN sehingga menghambat pekerjaan, dan terakhir di tutup dengan maintenance reguler yang dampaknya kepada seluruh pelanggan tanpa kecuali termasuk PC saya ini.

Btw, thanks to TRI, all triplegater crew (BDN, SY, HWS, FRA, AF, ASP, ARP(ex), HAW(ex), RBS(ex), OS, KHA, MIF, SH, PPP, TTP,YBS, AGS, DTJ, MSD), all NO WIN yang sering saya engkeli (RDW, ETK(ex), HWC, YLO), all CSM crew (m-net,vsat,engginer,marketing,billing), all OB and driver dan semua yang pernah rela saya repoti dan rela meluangkan waktu buat diri saya ... terima kasih banyak ... emoticon

Sunday, August 12, 2007

Berbagi suami ... Mau ???

Lagi lagi menghabiskan weekend di kantor. Dan lagi lagi penyakit yang sudah mendarah daging ini tak mau lepas dari diri saya. Apalagi kalau bukan malas jaya raya ... emoticonGak cuma males buat datang ke kantor, bahkan surfing dan browsing yang biasa jadi kegiatan sehari-hari saya juga malas saya lakukan. Kalau buat browsing hal yang menyenangkan saja males, lha apalagi buat angkat telepon sama handle problem ??? ABCD banget lah ... emoticon

Kalau kemaren Denias sama D'Bijis sama Love is Cinta setia menemani saya ups ... salah ding ... sayalah yang menemani mereka berdua ... ha ha ha ... Cukup menyenangkan menghabiskan dan membuang waktu bersama mereka berdua, ditambah dengan tinggat kepuasan pelanggan yang kian meninggkat kepada perusahaan tempat saya bekerja, jadi semakin nikmatlah hari kemaren ... [tak ada komplain euy ... mantaps ... !!!] emoticon

Maka hari ini saya mencari lagi teman yang mau saya temani dan bersedia saya kencani habis-habisan ... Dan masih dari tempat yang sama, Berbagi Suami dan Badai Pasti Berlalu beruntung untuk saya gauli hari ini. Tapi biarkan Badai [yang] Pasti Berlalu karena saya menulis tulisan ini sambil menggauli si Badai ... Multitasking euy ...

Baiklah ... biarkan saya membahas film ini ... Silakan tekan Alt+F4 maka semuanya akan segera berakhir ...emoticon

Film ini mengkisahkan 3 pasangan atau lebih tepatnya 3 suami yang memilih untuk hidup dengan banyak istri ... asyek kalee ya ... emoticon tiap malam bisa gantian ... Pasangan yang pertama ups ... salah lagi kan ... Suami pertama adalah seorang suami dengan 3 istri. Lelaki yang sudah bergelar haji ini memilih poligami untuk menghindari zina dan sempat menyembunyikan kepoligamiannya pada istri pertama sampai akhirnya semuanya terbongkar. Istri pertama adalah seorang dokter dan telah memberikan seorang putra, istri kedua cukup genit dan telah memberikan banyak putri, sedangkan istri ketiga adalah seorang aktivis muda yang lebih pantas untuk jadi menantunya. Istri pertama dan ketiga bisa menerima istri-istri lain suaminya, namun tidak pada istri keduanya. Istri keduanya masih selalu ingin cari muka di hadapan suaminya. Kecemburuan istri kedua dan kasih sayang istri tertua dan penolakan poligami putra semata wayangnya sempat membuat sang suami pusing dan terkena serangan jantung dan stroke. Dan kisah suami ini berakhir dengan kematian di rumah istri tertua dengan meninggalkan pesan kepada putra semata wayangnya "nanti kalo kamu sudah kawin, cukup satu saja, jangan banyak banyak ... pusing ... " emoticon

Nah, kalau kisah suami pertama ini adalah suami yang kaya raya namun atidak dapat bahagia dengan kepoligamiannya, maka lain halnya dengan kisah suami kedua ini. Walaupun hidup pas-pasan namun si lelaki ini sampai memiliki 3 istri dan hebatnya lagi kesemua istri dan anak-anaknya hidup dengan damai. Bahkan saking rukunnya, istri ketiga adalah wanita yang lolos seleksi yang diadakan isrti-istri sebelumnya. Malah parahnya ... sampai-sampai istri kedua dan ketiganya terlibat cinta lokasi terlarang alias jadi pasangan lesbian ... [kerukunan yang hebat ya ...] dan kisah keluarga ini berakhir dengan kaburnya dua istri yang lesbian tadi ... emoticon

Kalau pasangan yang terakhir adalah seorang tiong hoa penjual bebek bakar dengan istri yang galak dan akhirnya berhasil sesmbunyi-sembunyi nikah dengan wanita muda tiong hoa juga. Tapi sayang sang istri tua gak mau membagi suaminya dan melabrak sang istri muda dan membawa suaminya pindah ke Amerika ... [dasar cina ... gampang banget kalo mau keluar negeri ... emoticon]

Ketiga kisah lelaki ini dipaksakan saling terkait ... Tapi walau dipaksakan namun akhirnya jadi sambungan kisah yang unik. Istri pertama dari lelaki kedua ini memasang alat KB di Dokter yang jadi istri pertama lelaki pertama. Dan saat istri kedua lelaki kedua kabur bersama pasangan lesbinya (istri ketiga suaminya) dia bertemu dengan istri muda si tiong hoa. Malah si istri muda tiong hoa tadi memberikan boneka kepada anak lelaki kedua yang dibawa kabur istrinya.


Lepas dari kisah 3 lelaki poligami tadi saya jadi tertarik untuk membahas msalah poligami. Walau secara syariah hal ini dibenarkan dengan syarat tertentu dan hal ini ditujukan untuk memuliakan wanita, namun saya kok masih gak nyaman mendengar kata-kata ini. Bukannya saya nggak mau [lelaki mana yang gak mau dilayani oleh lebih dari satu wanita ...] tapi kok saya kasian liat ada seorang wanita yang harus berbagi dengan wanita lain. Saya begitu memahami perasaan seorang wanita ... [betapa setianya saya ya ... tapi maaf ... saya masih access denided ... jangan coba-coba naksir saya ... emoticon]

Saya juga sempat kecewa dengan Aa Gym yang melakukan poligami, apapun alasannya jalan pikiran saya masih belum bisa menerima hal tersebut. Hal senada juga terjadi dalam Ayat-ayat Cinta, dimana si Fahri harus menikahi si Maria hanya demi bisa menyentuh wajahnya dan berkata "Aku sayang kamu ..." demi kesembuhan Maria (wanita non muslim yang naksir berat sama Fahri dan jatuh sakit sampai koma saat tau Fahri nikah) dan demi menjaga kesucian aqidahnya. Mantap bener dah ...emoticon

Topik poligami adalah topik yang tak akan pernah habis untuk dibahas, selama jumlah populasi makhluk yang namanya perempuan masih lebih banyak daripada laki-laki, maka topik ini akan masih hangat diperbincangkan.

Kalau syariat memperbolehkan ... why not ???? ... tapi ingatlah ... semua ada syaratnya ... emoticon

Saturday, August 11, 2007

denias vs saya ...

Cukup terlambat atau bahkan dah sangat ketinggalan kalau saya membahas film yang telah banyak meraih banyak penghargaan ini. Film yang sudah tayang di bioskop hampir setahun yang lalu ini benar-benar menghipnotis saya untuk terus memandanginya dan menontonnya hingga selesai ... walaupun sebenarnya menghipnotis saya untuk tidak mengindahkan dering telepon dan melenakan saya tenggelam dalam kemalasan tiada tara ...

Film yang mengisahkan perjuangan seorang anak Papua yang berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa sekolah. Sangat berlawanan dengan apa yang terjadi dengan diri saya. He he he ... mungkin perjuangan denias lebih mirip perjuangan orang tua saya menyekolahkan saya. Perjuangan bagaimana membangunkan saya pagi-pagi dan me-raup-i atau mencucimukai [maafkan saya atas pemilihan kata ini ... ] saya karena saya paling susah bangun pagi dan paling rewel kalo dimandiin atau disuruh mandi pagi. Gak hanya itu perjuangan untuk mengantarkan saya ke sekolah juga butuh pengorbanan besar. Bahkan bapak saya pernah disemprot atasan gara-gara terlambat kantor gara-garanya kesiangan nganterin saya ke sekolah [TK maksudnya ... ].

Kalau masa-masa SD seeh pengorbanan saya yang cukup diacungi jempol ... berangkat dan pulang ke sekolah sendiri jalan kaki tanpa ada yang mengantar bahkan kebiasaan ini dimulai sejak saya duduk di kelas 1 dan berlanjut sampai kelas 3. Perjuangan yang sebenarnya tidak layak untuk disebut jadi perjuangan ... lha secara jarak sekolah dan rumah saya cuma 300 meter ... ha ha ha selain itu teman seangkatan saya juga banyak, jadi saya gak pernah ke sekolah sendirian ...

Kelas 4 sampai kelas 6 kembali saya berhenti berjuang, dan orang tua saya lah yang menjadi denias bagi diri saya ... Karena saya masih diantar jemput ke sekolah plus diantar juga ikut les dan tambahan pelajaran di tiap sorenya. Pokoknya bapak saya jadi sopir pribadi saya yang paling setia ... denias banget kan bapak saya ??? Dan hal itu berlanjut sampai saya SMP ... he he he ... Terbuktikan betapa malasnya saya sekolah ...

Kalau dipikir-pikir, saya berjuang naik sepeda ke sekolah gak pernah berjalan lebih dari setahun saya berjuang untuk berangkat ke sekolah dengan sepeda. Awalnya semangat, tapi dapat beberapa bulan tergiur oleh ajakan bapak untuk kesekolah bareng [baca = diantar] jadinya ya keterusan ... dey ... hayo tebak salah siapa ini ... Salah saya yang males apa salah bapak saya yang menawarkan jasa karena sayang sama anaknya yang ganteng ini ... ???

Tapi kalau dipikir lebih jauh mendalam, saya gak jauh beda dengan denias lho ... tentunya kecuali dalam hal perjuangannya berangkat ke sekolah. Lho ... lantas kesamaannya dimana ??? he he he walaupun saya males berangkat ke sekolah, tapi perjuangan saya untuk jadi juara kelas tak pernah padam lho ... walau jarang sekali kesampaian ... Mentok-mentok rangking 2 [payah ...] Tapi ganteng-ganteng gini saya pernah tercatat sebagai lulusan terbaik lho ... Jadi saya gak jauh beda dengan denias kan ... xiixixiixiixiii ...

Sekian laporan narsisme saya hari ini, apapun penilaian anda ... semangat denias pernah hidup di dalam pribadi saya walau hanya sekejap mata ... sayang semangat denias saat ini cuma muncul kalau lagi mau ujian ajah ... selain itu ... ??? tak ada denias dalam diri saya ...

Friday, August 10, 2007

selamat Bang Foke ... !!!!

Sebelumnya saya ucapkan selamat atas datangnya musibah yang anda berdua undang kedatangannnya atas diri anda berdua bang Fauzi dan mas Pri ... maaf, saya bukan simpatisan anda tetapi juga bukan simpatisan rival anda [Adang-Dani] karena secara saya nggak berhak memberikan suara ... ha ha ha ... Selamat atas kemenangannya pada Pilkada Jakarta 2007 ini. Walau saya bukan warga Jakarta, tapi saya kan orang yang telah menghirup udara Jakarta hampir 8 bulan ini tentunya berhak kan menyuarakan sesuatu demi Jakarta ??? atau kalau nggak boleh, ijinkan saya sebagai warga negara Indonesia menyuarakan suara saya demi kemajuan dan kehormatan Jakarta sebagai ibukota Indonesia di mata dunia. Pokoknya boleh nggak boleh saya tetap akan nulis sesuatu disini ...

Jujur walau penetapan KPUD Jakarta belum turun, tapi hasil quick count dari beberapa LSM menunjukkan hasil yang sama, maka saya beranikan mengucapkan selamat kepada anda berdua ...

Cukup lega rasanya, Jakarta sekarang kembali dipimpin oleh 'ahli-nye', seorang ahli tata kota lulusan Jerman dengan predikat cum loude yang didampingi dengan seorang dari kalangan militer. Sebuah paduan yang PAS ... mantap ... semantap kopi instan tanpa ampas dengan tambahan krimer 3 sendok makan untuk 1 cangkirnya ...

Karena dah pengalaman dan gak perlu buka kamus lagi, maka selepas pelantikan langsung kerja ya ... gak perlu pake acara orientasi dulu ... langsung aja kerjakan semua pekerjaan rumah yang masih belum diselesaikan Bang Yos. Saya list saja ya ... nanti setelah satu tahun semoga sudah bisa diberikan tanda "OK" pertanda tugas tersebut dah dikumpulkan dan gak perlu ada remidi lagi ...

Pertama, pengoptimalan Busway Trans Jakarta yang selama ini sudah ada. Armadanya yang secara bertahap akan ditambah, sebaiknya segera direalisasikan. Sebab saya suka naik busway, mahal gak masalah yang penting aman dan nyaman. Tapi saya juga sebel kalo harus antree lama nunggu bus di halte atau di shelter transit. Jangan sampai peristiwa tadi pagi saya ketinggalan jemputan gara-gara kelamaan nunggu busway kejadian lagi ... Trus, kalau di halte busway dipasang kipas angin pasti nyaman dey ... akses hotspot seeh ide bagus, tapi kalo dikasi penyejuk udara, pasti maak nyyuusss ... plius kebersihan halte dan juga penerangannya ya bos ... masak halte busway kalau malam jadi romantis gitu ...

Kedua, Monorail yang selama ini macet, tolong diperlancar dunk ... kan lumayan buat jadi masterpiece Jakarta. Masak dulu kita punya kereta trem, sekarang gak ada ... Tapi nanti kalau sudah jadi, harganya jangan terlalu mahal, tapi jangan semuarah KRL Ekonomi juga, nanti malah jadi kumuh ...

Ketiga, Banjir Kanal yang masih jalan terus, segera di selesaikan ya ... kasian orang Jakarta kalo ke kantor pake celana yang dinaikkan gara-gara banjir. Segera kasih ganti rugi yang proporsional bagi mereka yang kena gusuran, tapi jangan kasih pengganti kalo gak punya bukti otentik kepemilikan tanah, ntar rugi lho ...

Keempat, Jakarta yang kian hari kian macet rasanya membutuhkan moda transportasi masal yang lebih baik dari bus way, karena sebanyak apapun, rasanya busway tidak akan cukup mampu melayani penumpang sebanyak warga Jakarta yang mobilitasnya padat. Saran saja, gimana kalau Jakarta punya subway (kereta bawah tanah) gak perlu express kaya yang ada di jepang, tapi kan lumayan buat melayani transportasi dalam kota dan ke daerah penyangga. Nanti dibangun saja di bawah jalur busway dan jalur kereta dan di bawah tol, jadi nanti di tiap halte ada dua pilihan transportasi. Selain hemat tempat, kalo pake kereta kan bisa muat banyak, jadi gak akan ada lagi orang yang kesetrum gara-gara duduk di atas gerbong KRL. Tapi pasti akan mahal banget investasinya, tapi kalo bisa membuat jakarta lebih baik kan why not ?? ide bagus kan ...

Kelima, KRL yang selama ini saya pakai juga rasanya kok nggak nyaman ya ...apek, panas, sumpek pula. Memang perlu ada penertiban terhadap para pedagang maupun pengemis dan pengamen yang ada di dalam kereta. Dibangun food court maupun souvenir court di ruang tunggu stasiun mungkin bisa jadi solusi. Terus armada yang selama ini ada dipercantik dan dipernyaman juga ... seharusnya pintu KRL itu kan bisa ditutup, tapi kok kalo KRL ekonomi kok gak bisa ya ?? jadinya ironis ada kereta kumuh yang melintas dengan latar belakang gedung gedung megah .... Solusai ke empat dan kelima semoga bisa menjadi solusi masalah kemacetan dan masalah sosial di jalan, karena semakin banyak dan muat banyak transportasi yang ada. Kalau dah banyak pilihan transportasi yang nyaman aman dan murah, warga jakarta pasti akan mikir 2 kali untuk keluar uang kendaraan pribadi

Keenam, Kebersihan dan keindahan pemukiman perlu juga mendapat perhatian lebih. Pembangunan sanitasi terpadu pasti akan membantu menjadikan selokan lebih bersih dan menyegarkan udara. Selain itu banjir gara-gara sampah juga akan lebih di minimalisir. Mewajibkan satu rumah satu tanaman akan membantu mendinginkan jakarta. Kalau di got-got Jakarta yang ada cuma air limbah tanpa kotoran manusia, tentunya akan semakin menyejukkan hidung ini ...

Ketujuh, mewajibkan semua yang memiliki bangunan menjaga kebersihan dan kelayakan sebuah tempat tinggal. Buat rumah-rumah kumuh di pinggir kali yang gak jelas keberadaannya, gusur saja ... siapkan rumah susun yang lebih layak bagi mereka ...

Kedelapan, optimalkan pendapatan daerah dari zakat ... penduduk Jakarta kan banyak yang muslim dan sebagian besar juga hidup berkecukupan, gimana kalo ada pemwajiban zakat bagi mereka yang sudah jadi wajib zakat ? dana yang terkumpul bisa digunakan untuk kemakmuran bersama ... menyediakan pendidikan gratis, membantu bedah rumah yang nggak layak huni ...

Kesembilan, masalah sosial Jakarta seperti pelacuran, hiburan malam, judi, dan segala hal yang berbau maksiat hendaknya di lokalisasi kalau tidak memungkinkan diberantas. Tapi lokasinya sebaiknya di relokasi ke kepulauan seribu saja dan gak perlu ditarik pajak atas kegiatan ini ... uangnya gak halal ...


Sebenarnya masih cukup banyak hal yang ingin saya sampaikan, tapi saya dah kehilangan semangat untuk menulis hari ini ... jadi biar Bang Foke sama Mas Pri saja yang mencari dan meyelesaikan semua permasalahan yang ada di kota sejuta harapan ini ...

SELAMAT menempuh HIDUP BARU ... sebagai gubernur dan wakil gubernur ...

Wednesday, August 8, 2007

Paskibra oh Paskibra ....


Salah satu account e-mail pribadi sekaligus gratisanku saat ini tercatat sebagai member dari 2 mailing list, yaitu kretek12 (milis khusus Moklet Angkatan 12) dan paskibra-perjuangan (milis khusus Mokleter yang sudah pernah mencicipi manisnya sarapan PSB dan asyiknya latihan selasa sore).

Untuk milis kretek12 saat ini tidak ada hal yang terlalu istimewa, semua masih berjalan seperti biasanya. Nggak pernah ada topik yang pernah dibahas hingga tuntas, semuanya pasti berujung OOT (out of topic). Beberapa kali ada anggota yang sempat mengancam untuk hengkang dari keanggotaan milis, namun rupanya masih kangen sama ke-udik-an kreteker dalam menyikapi sebuah milis. Karena dari ke-OOT-an inilah akan tercipta senyuman yang mampu meluluhkan kerutan akibat penatnya diri dari kesibukan kantor yang tiada henti.

Nah ... yang kedua adalah yang akan saya bahas saat ini. PASKIBRA-PERJUANGAN. Milis yang ditujukan kepada kaum yang pernah 'tertindas dan menindas' kaum yang telah banyak merasakan asam garam namun berakhir dengan sesuatu yang manis yang sulit terungkap dengan kata-kata. Milis ini juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi sesama anggota Pasukan Pengibar Bendera Satuan SMK Telkom Sandhy Putra Malang.

time to flash back ...

Pertama kali mengenal Paskibra saat melihat ada salah satu kakak senior mengenakan kaos putih lengan panjang yang kemudian aku kenal dengan PDL (Pakaian Dinas Lapangan) saat sore hari di masa OSB (Orientasi Siswa Baru). Saat itu saya sama sekali under estimate dengan yang namanya Paskibra. Yang saya tau dari Paskibra adalah galak ... kejam ... sadis ... pokoknya semua hal yang buruk-buruk ada di Paskibra dalam pikiran saya. Bahkan saya nekat keluar dari tim pengibaran karena pikiran saya tersebut. Walau tak dapat dipungkiri, yang membuat badan saya mampu berdiri denagn tegap adalah 'ulah' dari kakak-kakak Paskibra.

Namun ... saya iri dengan keceriaan dan sesuatu yang berbeda dari teman-teman yang ikut pengibaran, jadinya saya memutuskan untuk masuk menjadi anggota Paskibra.

Masa-masa kelas 1 di Paskibra banyak saya anggap sebagai masa-masa pengemblengan sambil berharap masa ini segera berlalu sambil ngiler kalo lihat kakak kelas yang dengan asyiknya menerapkan semua pasal-pasal kesenioran. Latihan tiap hari selasa sore selalu saya ikuti dengan datang terlambat karena masih harus ikut Eskul SBA (Seni Baca Qur'an) [terbukti betapa alim-nya saya ... ;)]. Masa-masa latihan yang indah untuk dilupakan. Saya jarang sakit waktu itu karena tiap kali latihan pasti diisi oleh olah fisik. Push Up, Sit Up, Back Up, Lari Sore, Merayap adalah santapan lezat disamping menu utama yaitu baris berbaris.

Jangan membayangkan yang ada saat latihan adalah fisik semua, mental juga gak kalah mendapat porsi yang sama besar. Fisik kuat tanpa mental yang tangguh adalah hal yang mustahil di dalam Paskibra.

Beberapa diklat harus diikuti, mulai dari diklat ruang, penempuhan kaos PDL yang disebut dengan diklat lapangan, penempuhan badge Paskibra [gambar ada di atas ... ], penempuhan atribut yang di pasang di atas pundak [maafkan saya ... saya benar-benar lupa apa namanya ... ] dan terakhir diklat penyenioran. Semua memiliki kesan mendalam. Mulai dari traumatik oleh suara hentakan meja dan gedoran pintu yang memecah tidur malam, menikmati dinginnya malam di tengah lapangan basket, sampai uji nyali di ruang ganti di pojokan sekolah hanya dengan ditemani cahaya lilin. Dan tak lupa push up di dalam air sungai juga adalah hal yang tak boleh dilewatkan.

Naik ke kelas 2 sudah jadi senior, mulai belagak blagu mulai berani bentak bentak adek adek ... mulai dipanggil dengan sebutan "bang" dan juga mulai berani teriak dengan lantang "hei dek" ... ha ha ha ...

Jangan berharap saya adalah seorang senior yang kejam, saya adalah seorang senior yang terkenal sabar dan penyayang. Hampir tidak pernah saya benar-benar memberikan bimbingan mental secara kasar. Saya lebih suka 'membunuh' adek adek dengan kata-kata yang santai namun cukup tajam dan menghujam. Ya karena itu lah yang saya rasakan ... lebih menghujam yang diucapkan dengan bahasa yang halus daripada dengan teriakan. Malah saya menganggap teriakan itu adalah sebuah hiburan yang menyenangkan .... xixixixixiiiiixiixixiii ....

Kelas 2 mulai jarang latihan ups ... nglatih maksudnya ... jadinya mulai ada penurunan kwalitas tubuh. Nggak ada lagi PSB 30 kali, jadinya Push Up 15 kali saja dah rasanya gak karu-karuan. Apalagi kelas 3 semakin jarang bergelut dengan kePaskibraan. Namun sampai sekarang saya masih merindukan saat saat itu ...

Jika ada hal yang mampu mengubah diri ini, maka salah satunya adalah Paskibra ....

Salam Merah Putih ....

Tuesday, August 7, 2007

Endonesa raya mardeka ... mardeka .... [indonesia part 1]


ha ha ha

setidaknya kalimat itu yang akan terucap oleh seorang dari Indonesia berkebangsaan Papua ... ups salah ding ... orang berkebangsaan Indonesia dari Papua. Atau kalau tidak, setidaknya begitulah pengucapan syair lagu Indonesia Raya oleh seorang denias.

Saat ini, menjelang ulang tahun ke 62 kemerdekaan Indonesia masyarakat Indonesia sedang disibukkan oleh perdebatan 'temuan' file lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh Roy Suryo beberapa waktu lalu. Lepas dari kontroversi itu semua, kemungkinan Roy Suryo saat di Sekolah Dasar dulu tidak mendapatkan pelajaran IPS atau mungkin PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) secara lengkap. Atau bahkan Roy Suryo dulu tidak masuk saat guru beliau menjelaskan sejarah lagu Indonesia Raya, atau lebih parahnya Roy Suryo saat itu lebih sibuk meneliti keaslian gambar porno daripada mengikuti pelajaran ilmu sosial seperti tadi .... ha ha ha .... ** soorryyy morryy bos roy .... rupanya memang pengetahuan sosial anda sempit ...

Sepengetahuan saya, memang Lagu Indonesia Raya itu gak cuma seperti yang dinyanyikan saat ini setiap bendera dinaikkan dan diturunkan saat upacara bendera. Lagu Indonesia Raya masih ada lanjutannya [setidaknya itulah pemikiran saya saat saya duduk di bangku SD] dan kemudian baru beberapa hari yang lalu saya mengetahui kalau 'lanjutan' lagu Indonesia sebenarnya bukan lanjutan tetapi STANZA lagu Indonesia Raya yang lain.

Seingat saya saat saya membaca buku kumpulan lagu lagu nasional memang dibawah deretan not balok dan teks stanza I (lagu kebangsaan yang biasa kita nyanyikan) memang ada teks Stanzza II dan III, namun memang tidak ada melodinya, tapi akan pas kalo dinyanyikan seperti Stanza I. Sayang guru SD saya tidak menjelaskan mengapa 'sisa' teks lagu tersebut tidak ikut dinyanyikan. Padahal pada lagu nasional yang lain, selama saya jadi anggota PS SMP dulu, dinyanyikan secara lengkap. Untuk hal ini maafkan juga kebodohan saya yang enggan menanyakan hal tersebut kepada guru saya ...

Belakangan baru saya ketahui bahwa ternyata penetapan lagu kebangsaan yang hanya 1 stanza tadi adalah ketetapan pemerintah No.44/1958 yang ditanda tangani oleh Presiden Soekarno. Kalau dilihat dari sejarahnya, memang ada larangan dari Pemerintah Belanda untuk menyanyikan lagu ini secara lengkap karena memang isinya begitu sarat akan pesan moral yang mampu meningkatkan semangat nasionalisme yang notabene akan sangat berbahaya bagi pihak Belanda kala itu. Bahkan teks asli Indonesia Raya yang semula di tulis Merdeka Merdeka di bagian Reffrein sempat diganti dengan Moelia Moelia dan lagi lagi bukan kesengajaan tapi lebih pada tekanan dari pihak Belanda. Belanda rupanya terlalu anti pati dengan kata-kata 'Merdeka'. Mungkin pertimbangan WR Soepratman kala itu daripada lagu yang disebut lagu kebangsaan tersebut dilarang Belanda karena kata-kata 'Merdeka' maka lebih baik diganti dengan 'Moelia' walaupun beda arti namun kekuatan magisnya mampu membakar semangat pejuang waktu itu.

Namun hingga saat ini saya masih belum menemukan data sejak kapan kata-kata 'merdeka' kembali digunakan. Saat penjajahan jepang berdasarkan video ini Lagu Kebangsaan dah dinyanyikan sebanyak 3 stanza dengan menggunakan kata "Merdeka", lantas mengapa sebagian besar rakyat Indonesia hanya mengenal stanza I ? perlu penyelidikan lebih lanjut pengenai 2 pertanyaan besar menyangkur lagu kebangsaan ini.

Secara rakyat Indonesia lebih mengenal stanza I maka daripada harus mempublikasikan stanza II dan stanza III yang mungkin akan lebih menimbulkan banyak masalah seperti kontroversi dan masalah perpecahan, mungkin hal inilah yang menjadi pertimbangan Pak Karno menetapkan PP No 44 Tahun 1958.

Kalau untuk saat ini, sebaiknya tidak perlu diperdebatkan lagi masalah stanza di Lagu Indonesia Raya, selama PP No 44 Tahun 1958 masih berlaku maka stanza I lah yang berhak mengalun mengiringi pengibaran dan penurunan bendera merah putih. Namun, jika stanza yang lain akan dikukuhkan di sebuah PP yang lain, maka tidak ada salahnya jika lagu ini mampu membawa kebaikan bagi bangsa ini.

btw ... lagu kebangsaan kita panjang banget yak ... 1 stanza saja panjang, apalagi kalau sampai 3 stanza ... kalau dilantunkan secara musical di tiap awal pertandingan olah raga, maka mungkin akan cukup membosankan kalau melodi yang sama diputar sebanyak 3 kali berturut-turut ... btw ... I proud of U Indonesia ...

Sunday, August 5, 2007

aku kembali ...

Setelah sekian lama, tenggelam oleh kesibukan kantor dan kepadatan jadwal kuliah, syuting, pemotretan, wawancara ... (*halah kok malah jadi gini ... xixiiiixiii) akhirnya kembali blog ini bisa saya tambah isinya ...

Kemaren seminggu kebanyakan masuk pagi, jadi gak sempat untuk nulis sesuatu di tengah lautan komplain yang mulai gak jelas ditambah dengan ajaibnya perangkat 8++ layer milik perusahaan menambah terbengkalainya papan surfing dunia mayaku. Pas giliran masuk malam lha kok pas ngantuk, jadi sama sekali gak sempat isi blog. Kegiatan hanya diisi dengan game, tidur, tidur-tiduran, sleep, berbaring santai, beserta keluarga lengkapnya .... ha ha ha ...

Giliran dah punya waktu, eh ternyata Ayat-ayat Cinta malah meracuniku dan mencandui diriku ... ha ha ha ... jadinya gak punya waktu lagi dey ...