Wednesday, October 7, 2009

sekilas fitri

Akhirnya sempat mengudara juga setelah kemarin digempur dengan serangan email dan kerjaan bertubi-tubi (lebay.com). Mari kita eh, saya maksudnya review pelaksanaan idul fitri dan mudik lebaran tahun ini.
Ternyata hari terakhir menjelang mudik ndak jadi setengah hari, alhasil baru bisa meninggalkan kantor jam setengah empat. Secara kereta dijadwalkan jam 17.00 dan biasanya ndak ada telat untuk keberangkatan, akhirnya dari kantor langsung meluncur ke Gambir dengan jalan kaki. FYI : barang-barang bawaan dah dibawa dari kosan waktu jam istirahat termasuk baju sama sepatu ganti.
Sampai di Gambir ternyata gambir dah kaya pasar pagi di kwitang ... ruame puolll ... terutama rame sama perusahaan-perusahaan yang lagi dagang atau bagi-bagi souvenir. Dan diberilah saya ballpoint dan masker dari salah satu obat batuk. *harusnya bagi-bagi hidangan berbuka supaya saya ndak perlu antree sepanjang naga di hokben ...
Akhirnya perjalanan dimulai. Sebelah saya seorang muda yang belakangan saya ketahui sudah beranak 1 berumur 2 bulan (umur anaknya). Dan ternyata memang nasib saya bersebelahan sama bapak-bapak, atao mas-mas, atau ibu-ibu ... kemana gerangan mbak-mbak ya ... dan sejauh ini perjalanan menyenangkan.
Hingga suatu ketika kenyamanan terganggu dengan teriakan "papah jangan, papah jangan papah ... tidak papah, jangan papah" dan teriakan ini terus berulang sepanjang malam ... pphhiiiiuuuhhhh ... anak jaman sekarang udah telenovela mania dan nggak cuma itu, si anak juga discovery channel mania serial tarzan yang dari malem sampe tengah malem bisanya cuma teriak teriak nggak karuan ...
Dan nggak cuma itu, ternyata ada juga anak-anak titisan si bolang yang hobinya jalan-jalan sepanjang koridor gerbong dengan password waktu mencapai bagian depan dengan "Papa" dan kalo udah dibelakang juga diakhiri dengan teriak "Papa" ... anak jaman sekarang memang kelebihan gizi sampe sampe bisa bikin orang ndak tidur hampir sepanjang malam ...
Sampailah di Gubeng, lupakan anak-anak kecil tak tau diri tadi ... dan saya harus berpikir gimana caranya sampai ke Purabaya dari Gubeng tanpa tau harus naik kendaraan umum apa selain taksi. Sampai ada suara berbisik pake TOA stasiun bahwa ada kereta mutiara timur jurusan jember. Dan larilah ke loket tanya status untuk kelas eksekutif (jangan tanya kenapa tidak pernah pilih kelas ekonomi kecuali terpaksa) dan melajulah saya dengan kereta dan tiba di jember. Dari Jember - Bondowoso beruntung ada wikusama (dunia memang selebar logo moklet) yang menyediakan tumpangan sampai ke gang depan rumah. Alhamdulillah ...
Evaluasi pelayanan PT KAI tahun ini bagi saya adalah :
  • Lumayan untuk kebersihan gerbong, ada train boy yang mondar-mandir memungut sampah
  • Toilet walau masih standart lama, tapi udah wangi
  • Pramugari sangat helpfull
  • Ada operator yang menginformasikan posisi kereta, opening, dan closing kaya di bus way atau di pesawat
  • Nilai B+ lah ... kalo dikasi makan, source power, sama toilet yang lebih rapi saya kasi nilai A+ dey ...

Kegiatan di rumah walau biasa tetep jadi luar biasa. Ada agenda tambahan setiap kali silaturahim ke keluarga sama mumpung di rumah, jadi bisa sekalian vaksinasi untuk misi 2009. Dan hal yang 'istimewa' di lebaran tahun ini adalah kalo tahun kemaren ditanyanya "kelas berapa" maka tahun ini topiknya udah ganti jadi "mana pacarnya ..." OMG ... moga tahun depan pertanyaannya ndak itu lagi ... tapi jadi "istrinya udah isi belom ..." ha ha ha ha ...

Perjalanan pulang pake Mandala Air yang pake bonus delay 45 menit tanpa kompensasi apa-apa ... tapi sudahlah, Idul Fitri tiap tahun selalu menyenangkan ...