Tuesday, February 24, 2009

cemburu neeh ye ...

Ternyata hari gini masih ada lho paham iri-isme dan cemburu-isme ... contoh-nya ...
kalo ada yang bilang : "wah, tadi habis donor darah yha ... hebat !"
trus ada yang nyetuk : "tadi aku juga mau donor kok, tapi nggak boleh sama dokternya ..." -- ya iyalah nggak boleh, lha wong niatnya buat nyaingin orang lain sama ikut-ikutan, gimana mo bisa donor ... makanya yang ikhlas ... :P
ada lagi yang bilang : "ager-agernya enak ... bikin sendiri yha ... mantap !"
lalu ada yang nyletuk lagi : "anak gw juga seneng banget bikin ager-ager, beneran dey, dia doyan banget bikin ager-ager" -- emangnya ada yang nanya yha ? siape loe ? penting nggak seeh buat gw ? *syndrome 'loe' dan 'gw' saya lagi kumat, harap maklum*
ada juga yang bilang : "wuih ... istri loe bakal seneng neeh, punya suami jago masak"
eeh, ada yang menanggapi : "dulu atasan saya juga seneng masak, mandiri banget gitu ... " -- emang penting ya kalimat diatas terlontar ?
ada kejadian : "mamie ... ini kok nggak rapi datanya mi ... aku rapiin boleh ya ... biar gampang nanti bikin rekapnya ..."
dan belum tuntas kerjaan ngerapiin data tadi tiba-tiba : "mas, sini dunk ! ini kenapa data saya nggak rapi yha ?" -- maksudnye apaan ? ngiri yak ada yang ngerapiin data orang ? pengen dirapiin juga ? ogah akh ... data situ kan P&C semua, apa mau aku rapiin sambil aku bocorin isinya ? he he he ...
percaya atau tidak ? terserah, tapi yang jelas kejadian diatas adalah nyata dan benar adanya ...

mengapa mesti anda ?

Jam menunjukkan jam 22:17 saat saya mulai mengetikkan tulisan ini. Badan ini lelah, tapi nggak bisa terlelap. Saya tak henti memikirkan apa yang saya dengar beberapa jam lalu.
Saya kecewa dengan anda yang begitu tega mencampuri urusan teman orang lain yang jelas-jelas bukan siapa-siapa bagi anda. Entah apa yang ada di otak anda *maaf kalo terlalu kasar, saya terlanjur kecewa*
Saya bisa terima anda mencampuri urusan saya, tapi kalau sampai anda mencampuri urusan teman saya itu sudah kelewat batas. Anda begitu mengagungkan Private & Confidential, begitu mengagungkan hal-hal yang bersifat Pribadi. Tapi mengapa anda begitu ingin menyelami urusan pribadi orang. Who are You ? Anda mungkin siapa-siapa bagi segelintir orang, tapi maaf, bagi sebagian besar yang lain anda mungkin tak ada artinya. Lantas mengapa anda begitu ingin mencampuri urusan orang lain ?
Mungkin selembar kertas bergambar Soekarno Hatta jauh lebih berharga bagi anda dibandingkan dengan terkoyaknya perasaan orang lain. Apakah anda membayangkan kami gila harta yang rela menuliskan apa saja pada selembar kertas yang harus kami kirimkan tiap bulan ? Maaf, kami tidak selicik dan sehina itu.
Maaf, saya kecewa ...
dedicated to someone who stayed until 1.00 am with me last month ... i'm really sorry ...

Sunday, February 22, 2009

bapak sama ibukmu mana nduk ?

Waktu itu jam di hape saya sudah menunjukkan 00.13 artinya sudah 13 menit lewat pergantian hari yang arti lainnya sudah dini hari. Waktu itu, saya baru keluar salah satu gedung di kawasan MH Thamrin, tempat biasa saya menghabiskan budget hiburan saya untuk sekedar nonton bioskop. Jalanan diluar masih becek, karena memang baru saja hujan mengguyur. Namun Jakarta is Jakarta, seolah tak pernah tidur, kota ini masih berdenyut dengan sorotan lampu mobil dan gemerlapnya lampu jalanan dan gedung-gedung yang seolah enggan untuk tertidur.

Saat melangkah keluar gedung, pandangan saya tertuju pada segerombolan anak kecil usia kira-kira 10 tahunan atau mungkin lebih muda dari itu yang berlarian mendekati orang-orang yang keluar gedung bersamaan dengan saya. Sambil berlarian dan masih nampak bekas-bekas air dipakaian mereka tanda mereka baru saja hujan-hujanan, mereka menadahkan tangan dan meminta belas kasihan orang-orang yang baru keluar gedung tadi. Beberapa ada yang memberikan uang ala kadarnya, beberapa ada yang memberikan sapaan halus walau tanpa memberikan apa-apa, dan sisanya acuh tak acuh menganggap seolah anak-anak tadi hanya tetesan hujan yang tidak ada nilainya dan saya adalah salah satunya.

Namun pikiran saya melayang, kemana orang tua mereka, saat ini adalah bukan waktu yang tepat untuk bermain, saat ini adalah saat dimana mereka tertidur pulas dibawah balutan selimut hangat untuk mempersiapkan diri menuntut ilmu di siang harinya. Bahkan bagi orang dewasa pun begadang hingga tengah malam bukan suatu hal yang dianjurkan, apalagi bagi anak-anak yang masih kategori dibawah umur.

Anggaplah para orang tua mereka adalah orang tua yang biadab, tak bermoral, durhaka, atau apa saja lah. Saya rasa tidak ada kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan betapa hinanya orang tua yang tega membiarkan anak amanah Tuhan tadi berkeliaran untuk meminta-minta apapun alasannya. Tak sepantasnya keadaan ekonomi mengharuskan mereka jadi peminta-minta apalagi ditengah malam begini. Namun, mereka pasti punya seribu satu alasan untuk membenarkan apa yang mereka lakukan.

Kalau yang rajin baca undang-undang dasar, disana disebutkan bahwa anak-anak terlantar mendapat perlindungan negara. Lantas bagaimana dengan nasib anak-anak ini ? mereka berada tak jauh dari istana, bahkan di lapangan monas depan istana pun begitu banyak anak-anak tanpa perlindungan berkeliaran meminta-minta.

Memang sangat benar, bahwa urusan Presiden bukan hanya sekelumit hal diseputaran istana, jadi wajar kalau mungkin para aparat negara ini tidak tahu kalau ada yang perlu perlindungan didepan mata mereka. Tapi apa yang berada di ujung negeri ini sudah menjadi perhatian dan mendapatkan perlindungan yang nyata ?

Bahkan dimusim kampanye jelang Pemilu Legislatif-pun belum saya lihat ada partai yang merangkul mereka, mengangkat harkat hidupnya, memberikan sedikit bekal untuk meringankan bebannya (semoga ini hanya pemikiran saya). Mungkin karena mereka pasti tidak punya hak pilih karena pastinya mereka tidak punya tempat tinggal tetap sehingga tidak akan menaikkan perolehan suara. Mereka lebih memilih menghabiskan milyaran untuk saling menghina dan menjatuhkan lawan politik mereka di media cetak dan elektronik. Lebih memilih menuliskan kegagalan pemerintahan sekarang pada jutaan pamflet. Lebih memilih menyiarkan beragam keberhasilan di televisi.

Saya percaya tidak akan ada suatu kondisi negara yang sempurna dimana semua anak bisa memperoleh hak-nya dengan layak, tapi yha setidaknya-lah hal yang kecil ini bisa menjadi bahan renungan kita bagaimana negara ini dikelola, bagaimana negara ini memperlakukan kaum yang terpinggirkan dan hampir tergilas jaman.

Oia, manusia gerobak yang biasa mangkal di perempatan jalan sabang sekarang pindah kemana yha ? sudah 2 ahri saya nggak melihat mereka ... apa sekarang sudah punya tempat tinggal yang layak ya ? semoga ... karena kasian bayi merah mereka yang harus berjuang melawan dinginnya malam dipinggir jalan ...

Tulisan sosok manusia yang belum bisa berbuat banyak ...

Saturday, February 14, 2009

menikah ???

Entah dari mana pikiran ini terlintas, tiba-tiba saya terlintas satu kata di pikiran saya, dan kata itu adalah "menikah" ... mulai dari kapan menikah, menikah dengan gaya apa, tapi yang paling bikin puyeng, mau nikah sama sapa ??? he he he ...
Mari coba menguraikan benang kusut yang ada dipikiran saya yang bernama pernikahan ini ...
Pertama modal nikah. Hal ini yang paling memusingkan kalo coba dipikirkan. Biaya nikah aja sejarang nggak cukup dengan 20 juta dan semua harus pake duit, nggak boleh campuran daon atau kertas bekas ... Anggeplah urusan biaya nikah selesai dengan nabung 2-3 bulan gaji *ciee ... gaji sapa tuch ... preeetttt - mohon abaikan kalimat 'nabung 2-3 bulan gaji' karena hanya fiktif belaka* Trus sekarang emangnya nikah cukup selesai dengan pesta yang cuma semaleman tadi plus bulan madu keliling eropa seminggu ? tentunya nggak kan ... masih ada urusan lain yang juga nggak kecil. Rumah yang tentunya bukan rumah kost, minimal kontrakan yang gak ada di gang sempit. Belum lagi kendaraan, minimal motor syukur-syukur kalo ada mobil jadi biar nggak kepanasan. Kalo ada rumah sama kendaraan, hal lain yang penting dan harus dipikirkan itu adalah urusan perut. Hidup perlu makan. Dan jangan lupa juga segala hal yang berhubungan sama anak kalo udah dititipi anak. Phhyyyuuuhhhh ... Ternyata begitu banyak hal yang musti dipersiapkan sebelum akhirnya berhubungan dengan pejabat KUA terdekat ....
Silakan sependapat atau tidak dengan statement saya diatas. Jujur, saya sangat memikirkan hal tersebut, tapi yha nggak sampe segitunya juga ... Lha wong dulu saya juga nggak ngebayangin hidup di Jakarta dengan segala keruwetannya. Tapi nyatanya saya bisa hidup dengan sangat layak di sini hingga saat ini. Artinya, realistis harus, tapi hidup kan bukan kita yang pegang kendali ... Pasti ada jalan kalo kita mau buka peta ...
Kedua yaitu urusan tanggung jawab. Nggak sembarangan orang mampu menjalankan tanggung jawab sebagai suami atau istri yang baik bagi satu sama lain. Kayaknya hal ini nggak bisa selesai dipelajari di training atau seminar 1-2 bulan. Perlu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk melatih diri. Apalagi seorang suami yang akan memegang tanggung jawab atas istrinya. Bukan hanya di dunia, tapi di akhirat kelak. Bukan hanya urusan jasmani, tapi juga sampai urusan rohani dan kejiwaannya. Dan jangan dilupakan juga, si suami juga punya tanggung jawab sebagai kepala keluarga yang juga memegang amanah tanggung jawab terhadap hasil 'perbuatan'nya dengan sang istri ... Suami harus bertanggung jawab penuh atas istri dan anaknya. Dan istripun juga gak kalah memiliki tanggung jawab terhadap suami dan anaknya. Karena istri juga memiliki kewajiban yang mulya untuk sang suami.
Kalau ini memang harus benar-benar teruji, nggak bisa sama-sama baru lulus SD dah mo nikah. Atas dasar apa lalu rumah tangga mereka akan didasarkan ? Maaf, bukan bermaksud menyepelekan tingkat kedewasaan dan tanggung jawab anak baru lulus SD, karena juga banyak orang dewasa yang tingkat kedewasaannya jauh dibawah anak baru lulus SD. Tapi untuk hal ini seorang harus benar-benar siap mental lahir bathin karena menikahbukan hanya urusan 1 atau 2 bulan, tapi jadi urusan seumur hidup dunia akhirat.
Dan ketiga adalah hal yang terpenting yaitu siapa yang akan diajak nikah ... *ha ha ha ... buat saya seeh nggak muluk, yang penting cantik, pinter, sholehah, kaya, dan baik hati .... *
Whhhoooaaammm .... Jadi saya ini sudah masuk kategori siap nikah belom yha ? ... au ah ... puyeng mikirinnya ...

Saturday, February 7, 2009

tahu tapi berusaha seolah baru tahu

postingan buruh pabrik :
Baru tahu, ternyata mbales imel itu termasuk indeks prestasi kerja :D woalahhhh.......hahahaha....lucu tenan...
Baru tahu, ternyata yang dilihat bos itu kerjaan yang ada hubungannya dengan mbales2 imel... Kerjaan offline gak diliat, padahal itu tugas dr bos jugak dan lebih besar. Kapan-kapan jalan-jalan ke Toko Obat yuk mbak, terus belikan obat anti lupa *lali jeneng-e aku* ... biar kalo baru kasi kerjaan beliau nggak langsung lupa ...
Baru tahu, ternyata jadi kuli itu ternyata kerjanya 2 kali lipat, kerja dan di"kerjain"Baru tahu, ternyata banyak orang carmuk di sini... mmm ... bener mbak, kayaknya kemarin akeh sing muka-ne ilang, dadi bingung podho nggolek muka saiki ... wingi yho ono sing nggolek neng cedhak ruanganku, nganti saiki urung ketemu ketokane ... mesakne yha ...
Baru tahu, ternyata untuk mendapat uang 4 lembar gambar Soekarno-Hatta aja, harus melalui penyelidikan dulu, kita kerja beneran apa enggak? Lek case iki ketokane korban acara termehek-mehek karo insert investigasi mbak ... dadi segala sesuatu perlu diselidiki ... ha ha ha ha ...
Baru tahu, yang jujur dikasih dikit, yang gak jujur dapet banyak.... Halal adalah segalanya ... selembar Soekarno-Hatta yang murni keringat kita jauh lebih bernilai dibandingne 20 lembar lembaran yang sama tapi oleh-e gak jujur...
Baru tahu, ternyata kejujuran selalu dikalahkan oleh ketidakjujuran/kecurangan [terlebih dahulu].......sebelum nanti akhirnya selalu menang.... Gak penting menang atau kalah .. it's not a game, and we're not the player of that game ... kalaupun it's the game, we're not fight with loosers ...
Tapi aku sudah tahu, aku selalu percaya Allah mboten sare, Allah Maha Tahu, rejekiku gak akan keliru dengan rejeki orang lain, begitu pula sebaliknya. Setuju .... hal pertama yang kita dapatkan setelah kita melakukan kebaikan adalah kebaikan itu sendiri ... Sampeyan saben ujian nyuntui aku mesti bar ujian entuk nilai A kan .... he he he he ...
Aku pun sudah tahu, Allah itu sebenernya tahu tetapi Dia menunggu....
Ahh...ngomong opo toh aku iki....
Sabar sabar dan sabar ...
Ikhlas ikhlas dan ikhlas ...