Sunday, June 8, 2008

potret indonesia

Tulisan dibawah saya comot dari sini, saya dapatnya dari blog walking ... tulisan yang dicetak miring dan diapit oleh tanda asterik (*) adalah comment dari saya dan bukan bagian asli dari tulisan ...

~article begin~

WONG NDESO
Posted by: “Kusuma, Hendra” hendra.kusuma@nielsen.com
Fri May 9, 2008 3:00 am (PDT)

Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, shock culture, Countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia. *bayangkan seorang anak kecil yang baru dibelikan balon gas, maka si anak akan memegangnya erat-erat*

Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.

Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesia naik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy. *ternyata indonesia jauh lebih makmur dari jepang, kampus di indonesia penuh dengan mobil berkelas, parkiran gedung perkantoran jakarta nggak pernah kosong, dan kalo memandang jalanan di wilayah sudirman-thamrin-kuningan-atau gatsu, nggak ada sepinya dari mobil berkelas. tapi kalo mo cari mobil mewah berjajar rapi, di sekitar senayan ada parkiran yang isinya mobil sedan mewah dengan label khusus di nomor polisinya*

Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya. *gengsi dunk, kisah nyata di suatu perusahaan, saat hrd menetapkan adanya seragam dinas maka karyawan banyak yang protes karena kalau pake seragam akan sulit membedakan mana OB mana yang karyawan*

Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand. Dia seorang warga Negara Malaysia keturunan cina, sudah selesai S3, sekarang lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya. Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya. *kalau bisa hidup enak kenapa mesti hidup susah ??? inilah yang jadi motto orang indonesia kebanyakan*

Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp communicator, mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen terbesar hp communicator adalah Indonesia. Sempat berkenalan juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata tak bermerek, wah ini yang deso siapa yaa? *pernyataan saya yang menyebutkan indonesia lebih makmur dari jepang nggak salah kan ??? (nggak) Sebenarnya yang lagi krisis ekonomi itu jepang apa indonesia seeh ???*

Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di jepang atau di Australia, baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatanya di perusahaan. Jangan-jangan kalau orang jepang diajak ke Pondok Indah bisa Pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. *tambah pingsan lagi kalo tau si inul malah bikin patung di depan rumahnya dan bisa jadi gila kalao tau si ahmad dhaXX malah punya 2 rumah di sana* Rata-rata rumah disana memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.

Ketika Indonesia sedang terpuruk, Hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang mulai ngamuk, Negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali emas turnamen olah raga,*nggak jadi kemaren dapat thomas uber* sewa pemain asing, banyak ceremonial yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll, dsb, dst *ha ha ha ... sepertinya penulis mulai kesal dengan negeri ini ... *

Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas *setuju, ibu saya bilang, orang kaya itu kalo hidupnya sudah nggak punya hutang, percuma punya mobil bagus kalao hasil utang*, kelaparan tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi WTS (di Malaysia “Wanita Tak Senonoh”) , angka kriminal rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap kekuatan global. Maka orang Deso (alias norak) tidak mampu mengatasi krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN *yang nyusun APBN lebih sibuk foto berdua dengan sekertaris pribadinya mas ... mana sempat nyusun APBN ???*. Nah karena yang menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah Negara normal atau bahkan mengikut Negara maju. Bayangkan ada daerah yang menganggarkan Sepak Bola 17 Milyar sementara anggaran kesranya 100 juta, wiiieh! *hidup sepak bola !!! matilah kau rakyat miskin ... jadi pemain bola saja makanya ...*

Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari
atas sampai bawah :
- Orang bisa antri Raskin sambil pegang hp
- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untk beli tv dan kulkas
- Orang bule mabuk krn kelebihan uang, Orang kampung mabuk beli minuman patungan
- Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala
- Para Pengungsi bisa berjoged dalam tendanya
- Orang beli Gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah *bukan termasuk saya, walau kampus saya di ruko, tapi tiap senin dan rabu saya harus merelakan kepala cenut-cenut gara-gara CPM dan PDM (=jaringan kerja)*
- Ijazah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di cibubur
- Kelihatannya orang sibuk ternyata masih sering keluar masuk Mc Donald
- Kelihatannnya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia persepakbolaan.
- Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin hp
- 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
- Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di
acara tembang kenangan. *lumayan buat hiburan pengganjal perut lapar kalee ya ...*
- Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor *nggak cuma bokong ngebor ... depan bokong juga kadang-kadang ngecor ...*
- Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar *sama tiap siang dan malam diadakan kontes nyanyi*
- Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan *gagalkan RUU anti porno aksi dan porno grafi ... mari beri kesempatan inul ngebor sampai bocor, dewi persik nggergaji sampai patah ... *
- Agar kelihatan inklusif mk hrs bisa menggandeng siapa saja, kl perlu jin tomang jg digandeng *di tomang ada jin-nya ya ??? serem amat ... *

Yang lebih mengerikan lagi adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya kere.

*) Penulis adalah Putra Indonesia Asli, kini bertempat tinggal di Paris, Perancis dan bekerja sebagai Pembawa Acara di salah satu stasiun di Perancis.

~end of article~

Bagaimana dengan anda ?

apakah anda masih gemar menghujat politisi yang koruspsi di jam kerja, padahal disaat yang bersamaan anda juga sedang korupsi ?? malah korupsi waktu yang anda kerjakan tidak ternilai harganya ...

apakah anda masih anti amerika sementara anda sedang kepedesan makan gourmat wrap yang baru di McD ?? atau anda lagi kebingungan make garpu sama pisau untuk makan donat di dunkin donnuts ??

apakah anda masih ngaku baju beli di mall blok M dan sepatu beli di pondok indah mall walaupun sebenarnya baju yang anda pake anda beli di blok A pasar tanah abang yang anda mati-matian nawarnya ? atau sepatu yang sejurunya buatan cibaduyut bandung ??

apakah anda masih berangan2 sistem transportasi kita seperti di Jepang sementara anda sendiri masih senang bergelantungan di pintu KRL dan bejubel di dekat pintu bus transjakarta ?? atau masih suka serobot sana serobot sini kalo jalanan macet ??

apakah anda masih berangan tinggal di kota senyaman singapore sementara pagi tadi anda meludah di trotoar sambil menghisap rokok dan membuang bungkus permen seenak anda menyemburkan asap rokok anda ??

No comments: