Friday, August 17, 2007

Dirgahayu Indonesia ...

Dirgahayu Indonesa ups ... Indonesia ... [selamat ulang tahun Indonesia]

Usia 62 bagi sebuah negara adalah sebuah usia remaja yang bisa dikatakan matang, tapi masih belum terlalu ranum. Nalau diibaratkan buah, Indonesia adalah buah yang terlalu tua untuk dibikin rujak, namun terlalu muda untuk dijadikan buah pencuci mulut. Tanggung lah ...

Pagi ini seperti biasa mendapat jatah untuk tugas. Pagi ini juga seluruh negeri ini disibukkan oleh aktifitas upacara bendera. Upacara memperingati tahun ke 62 proklamasi kemerdekaan negeri ini. Jalanan yang semestinya lengang karena hari ini hari libur nasional juga mulai bergeliat ramai, bahkan di depan beberapa gedung pemerintah jalanan dipergunakan untuk lahan parkir karena area parkir berubah jadi lapangan upacara. Yah .. setahun sekali upacara gak ada salahnya kan ... daripada ikut perang, mending upacara 1 jam kan ...

Dan biarkan saya sebagai seorang warga negara menceritakan apa yang saya ketahui tentang negeri ini beserta semua yang ada dalam kepala saya tentang negeri ini. Adalah hak saya kalau tulisan saya kali ini akan memakan bandwith dan menyita waktu pembaca ... Solusi terbaik adalah tekan Alt+F4 maka segalanya akan berakhir, namun jangan menyesal jika anda melewatkan salah satu hal baik karena kekesalan anda tersebut ...

--begin--

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi saat semua persiapan proklamasi kemerdekaan akan dikumandangkan. Bulan Agustus saat itu, bertepatan dengan bulan Ramadhan dan dengan hari paling agung yaitu hari Jum'at. Tanggal menunjukkan tanggal 17. Tepat beberapa hari setelah Jepang menyatakan menyerah pada sekutu tepat tanggal 15 agustus. Jepang sempat janji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia sehari sebelumnya, namun bangsa ini tidak semudah itu percaya kepada pihak asing, maka dengan tekad yang bulat diproklamasikanlah kemerdekaan itu, tapat pada pukul 10.10 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No 56. Maka sebuah babakan baru dimulai di negeri yang menjadi rebutan negara-negara haus kuasa itu.

Hari itu, tepat 62 tahun yang lalu, tonggak perjuangan negeri ini dimulai. Harapan dan angan tentang sebuah kemerdekaan mulai terbit. Tidak akan ada jalan yang mulus bagi sebuah negara yang memerdekaan diri dalam mewujudkan cita-cita luhurnya "Mewujudkan masyarakat adil dan makmur". Berbeda dengan Hong Kong, Brunei Darussalam, Malaysia, ataupun Singapura yang memperoleh kemerdekaan sebagai 'hadiah' dari Inggris, maka tidak bagi Indonesia. Hal ini lah yang patut dibanggakan dari Indonesia. Tercatat ada dua kali Belanda melancarkan agresi demi kembali bercokol di negeri yang terkenal dengan keberagamannya ini. "Sekali Merdeka, Tetap Merdeka" adalah semboyan yang diagung-agungkan hingga saat ini. Tak ada yang bisa mengalahkan sebuah semangat. Semangat untuk merdeka lah yang membakar jiwa para pejuang negeri ini yang menjadikan proklamasi kemerdekaan hanya sekali dikumandangkan sepanjang sejarah negeri ini.

Kagum saat tau bisa membangun sebuah stadion mewah saat usia kemerdekaan masih sangat muda. Kagum saat beberapa bangunan masterpiece di Jakarta justru dibangun saat negara ini belum pulih benar dari keterpurukan ekonomi sebagai sebuah negara yang baru lahir. Kagum saat berani melepaskan diri dari PBB demi mempertahankan sebuah jati diri.

Negeri ini adalah negeri yang kaya dan beragam. Tak akan habis waktu satu bulan untuk sekedar menjelajahi kebudayaan negeri ini dari Sabang hingga Merauke. Bahkan untuk sekedar berkeliling di Taman Mini Indonesia Indah, komplek miniatur budaya Indonesia, tak akan cukup waktu sehari semalam untuk menjelajahinya. Jika Malaysia boleh bangga dengan budaya melayu, dayak, cina dan indianya, maka Indonesia harus bangga dengan Aceh, Batak, Melayu, Bugis, Sunda, Jawa, Madura, dan ratusan budaya lainya. Jika Jepang membanggakan kimononya, maka Indonesia bisa membanggakan kebaya, batik, songket, tenun, koteka, baju bodo, dan ratusan jenis pakaian adat yang ada. Jika Italia bisa menduniakan spagheti dan pizza, maka rujak, empek-empek, gado-gado, cotto makasar, rendang, pecel, ayam betutu, balado, ayam rica-rica harus bisa mendunia juga. Jazirah arab boleh punya tari perut dan tari safin, Indonesia punya tari saman, tari kecak, tari piring, tari jawa klasik, tari remo, dan sejuta tarian yang lain.

Dan rasanya, tak akan pernah cukup untuk membanggakan negeri ini.

--end--

Dirgahayu Indonesia ...

No comments: