Thursday, February 21, 2008

pagi-pagi iradio pagi ini (1)

Pagi-pagi ini yang dibahas adalah masalah demo Asosiasi Pedagang Daging se-Jabodetabek di depan Istana negara menuntut pemerintah menurunkan harga daging. Saya sendiri nggak tau kalo ada demo macam begitu. Dan info tante Poetri, pendemo mengenakan atribut tanduk. Tapi yang ini malah jadi bahan olokan. Tanduknya tanduk kerbau apa tanduk sapi ? pedagang kerbau atau pedagang sapi ?

Ada yang bilang demo kali ini sarat unsur politik menjelang 2009 tahun depan. Masuk akal seeh ... siapa yang bertanduk ? dan sebagai apa tanduk itu sekarang ? ya ya ya ... oposisi nggak penting ... dan sepertinya ini tidak sesuai dengan "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani. (QS Al Hujurat 12)" silakan bayangkan jika ada suatu negeri yang didalamnya ada sebuah ketidak sesuaian dengan aturan Allah.

Sudahlah lupakan masalah politik najis yang harus di cuci pake air 7 kali plus tanah sekali ...

Kesimpulan dari beberapa grass root yang dijadikan nara sumber, penyebab dari kenaikan harga daging adalah :
  1. Naiknya biaya transportasi dari negara produsen sapi (Indonesia masih import) berkaitan dengan naiknya harga minyak dunia.
  2. Cuaca buruk menyebabkan transportasi terhambat sekaligus menambah lama perjalanan yang sekaligus merembet ke naiknya biaya transportasi
nah ... sekarang presiden Indonesia bisa apa ?? jadi pawang badai ??? mengendalikan harga minyak dunia ??? punya apa kita kok berani-beraninya mo ngatur harga minyak dunia ??

Menurut para pendemo, pemerintah harus bisa menurunkan bea import daging sapi ... Apa nggak sekalian pemerintah membebaskan bea masuk BMW, Jaguar, Ferarri ... Lha kok demo nggak masuk akal ... demo yang nggak membawa amanat penderitaan rakyat ... [catatan : emang selama ini ada demo yang membela rakyat ??? ]

dan bukan wahyu namanya kalo nggak bisa memberikan solusi pemecahan masalah ... menurut saya, solusinya ...
  1. Tiap pulau besar harus punya peternakan sendiri-sendiri, setidaknya untuk memenuhi kebutuhan pulau itu sendiri dan pulau kecil di sekitarnya. Hal ini untuk mengantisipasi kalau ada badai yang tidak memungkinkan pelayaran.
  2. Hal ini tidak hanya berlaku untuk peternakan, tapi buat bahan pangan penting lainnya juga. Perlu di bagi beberapa bagian untuk kemudian tiap-tiap bagian harus bisa mengusahakan bahan pangannya sendiri. Namun untuk sirkulasi dan management, semua harus terpusat supaya tidak terjadi kesenjangan.
  3. Berdayakan LIPI, IPB, ITB, para sarjana pertanian dan peternakan, sarjana mekanik untuk kembali ke 'alam'nya. Jangan sampai seperti Oom saya yang lulusan IPB jurusan mekanisasi pertanian tapi kerjanya malah di Bank Mandiri ... Lha yang ngurus lahan pertanian terus sapa ? yang bisa meningkatkan kwalitas pertanian Indonesia siapa kalau bukan sarjana-sarjana yang jumlahnya dah bejibun di negeri ini dan banyak pula yang ngganggur. Kalau ini sepertinya tugas pemerintah melalui depnaker, depdiknas, deptan, deperindag, perum bulog, dinas pasar yang harus mengkoordinasikan semuanya. Mungkin nggak bisa instant, tapi kalo dibuat seperti repelita rasanya bukan hal yang mustahil.
Nah, kalo untuk urusan perut kita sudah mandiri, mau ada apapun di luaran, kita kan sudah bisa cari makan sendiri, jadi sudah nggak perlu lagi was-was ... Karena kita sudah punya semuanya ... tinggal bagaimana kita memanfaatkannya saja ...

No comments: