Friday, September 28, 2007

mari berbahasa dengan bahasa ...

Membaca tulisan rekan saya dan teman satu bangku dengan saya saat SMK, saya jadi teringat betapa bengilnya saya waktu itu. Terlebih waktu itu yang "beruntung" menjadi tersangka, terdakwa, sampai terpidana adalah rekan saya tersebut. Selamat teman, mengingat masa-masa itu mampu membuat diriku tak berhenti tertawa.

Dan bukan hanya saat tersebut saya "mengorbankan" teman saya itu, bahkan peristiwa tadi tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan peristiwa ini. Terjadi setelah jam pelajaran Internet yang dilaksanakan di Laboratorium Komputer IV yang letaknya tepat di ujung koridor dan sama sekali tidak ada jendela yang menghadap ke lapangan dalam. Letak ruangan tersebut menyebabkan bel tanda pergantian jam tidak akan terdengar dari dalam Laboratorium Komputer, apalagi ditambah kegaduhan warga kelas 3D.

Akhirnya ada salah satu teman yang mengingatkan bahwa jam pelajaran Internet telah berakhir sekitar 15 menit yang lalu dan sekarang adalah waktunya untuk pelajaran Sejarah yang diasuh oleh Bapak Hari Budiono. Saat itu sayalah yang pertama kali keluar dari Laboratorium dan langsung menuju kelas. Melihat ruangan kelas tertutup rapat, maka saya langsung saja membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu karena saya merasa tidak mungkin ada guru di dalam kelas sedangkan semua teman satu kelas saya masih ada di belakang saya. Namun saya agak kesulitan membuka pintu, tapi akhirnya dengan sedikit mendorong pintu agak kuat saya berhasil membuka pintu selebar 30 cm. Saya juga sempat melihat beberapa teman saya ternyata sudah ada di dalam kelas. Tiba-tiba "bbrrraaaakkkk" pintu yang saya buka dengan susah payah tadi dibanting dengan keras dari dalam di depan wajah saya. Kontan saya terkejut bukan main. Beberapa teman yang sudah ada di belakang saya juga merasakan hal yang sama.

Ternyata pelajaran Sejarah sudah dimulai meski hanya diikuti oleh beberapa siswa. Tepatnya diikuti oleh siswa yang tidak mengikuti pelajaran Internet di Laboratorium. Akhirnya "dewi penolong" kelas kami beraksi. Mulai dari mengetuk pintu, meminta maaf atas keterlambatan meninggalkan Laboratorium, sampai menjadi sasaran amarah Pak Budi.
"Kamu tau ini sudah jam berapa ? bukannya ini sudah waktunya ganti pelajaran ?"
"Ya pak, maaf pak ..."
"Kalau sekarang saja kalian sudah tidak bisa disiplin menghargai waktu, bagaimana jika kalian telah terjun ke industri nantinya ?"
"Ya pak, maaf pak ..."

Dan saya sebagai seseorang yang seharusnya bertanggung jawab karena telah membuka pintu tanpa mengetuk pintu yang berakhir dengan terbantingnya daun pintu tadi hanya terdiam seribu bahasa memandang dan mendengarkan semua amarah Pak Budi dari jarak aman. Terima kasih teman, tidak akan saya lupakan peranmu saat itu dalam menyelamatkanku.

HHuuuuppppffff .... sudahlah hentikan ... tak sanggup lagi saya menulis dengan gaya bahasa macam diatas ... ternyata susah berbahasa dengan bahasa yang bener-bener bahasa .... Beberapa kali sempat praktek dengan si nona ini baru selama 2 jam pelajaran sahaja sudah rasanya seperti dalam neraka. Dan parahnya lagi, kami lebih tahan untuk speaking in english selama berjam-jam daripada berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Ada yang mau menerima tantangan saya untuk menulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, meminimalisasi kata serapan, kata-kata daerah, serta dengan menggunakan ejaan dan pola kalimat dengan benar ???

2 comments:

Sugesti "mbemz" Nuraini Putranti said...

:)) Hahahahaha!!! Speechless deh....

wahyukurnianto said...

@mbemz ...

:)) Hahahahaha!!! Speechless deh....

eits ... mari gunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar ... :P