Tuesday, January 29, 2008

good bye ... see U later Sir [part 2]

Pagi ini di iradio dan beberapa televisi swasta masih menyiarkan berita dengan Pak Harto sebagai topik utamanya. Kalau hari senin, diwarnai dengan kilasan kehidupan beliau beserta siaran langsung prosesi pemakaman beliau, maka hari ini yang dibahas lebih ke proses pemakaman senin lalu.

Beliau rupanya cukup berhasil menyita waktu saya. Belakangan saya tak henti mengenang beliau. Sebatas mengenang apa yang saya ingat tentang sosok beliau di masa kecil saya dahulu.

Seingat saya, dimasa pemerintahan beliau, 1 US $ nilainya cuma 2500K, beras harganya cuma 700K dan untuk kwalitas tinggi harganya paling mahal 1000K. Mau cari makan di restaurant atau rumah makan, dengan 20K sudah dipastikan bisa makan sepuasnya sampe mabok. Oia, satu lagi, tiap bulan saya selalu senang kalo diajak ibu saya ambil jatah beras PNS.

Seingat saya, jaman dulu nggak ada demonstrasi, nggak ada huru hara. Berita di TVRI isinya lebih mirip acara archipelago di MetroTV atau Jelajah di TransTV. Dan yang hampir jadi berita di setiap kesempatan adalah saat-saat Pak Harto panen raya, mancing di kepulauan seribu, atau konferensi pers di atas pesawat saat beliau kunjungan ke luar negeri.

Dan seingat saya, saat seorang ketua MPR dengan inisial H mulai menunjuk beliau untuk jadi presiden lagi barulah memory saya terisi oleh Demonstrasi, penjarahan, penembakan, harga-harga yang semakin tak karuan dan sempat diterkam ketakutan saat di daerah Bondowoso dan sekitarnya marak isue ninja yang sedang memburu para kyai untuk ditewaskan. Dan saya juga ingat saat beliau mulai dikhianati oleh para pembantunya. Bahkan yang memberi mandat [manusia inisial H] yang dulu begitu memuja beliau justru berbalik menyerang beliau. Maaf pak H, saya tidak suka dengan anda ... anda nampak begitu bodoh saat menghadapi mahasiswa demonstran ... Harusnya anda yang bertanggung jawab atas semua tragedi 1998, bukan Pak Harto ...


Oia, satu topik yang cukup menarik perhatian saya adalah kepontang-pantingan mbak tutut merawat ayahandanya mulai dari jaman masih berkuasa hingga akhirnya menghadap sang pencipta. Mau tau apa persamaan dan perbedaan mbak tutut dengan ibu saya ?? silakan hubungi saya ...

No comments: