Saturday, May 10, 2008

masih wajar, tapi ...

Jakarta macet menurut saya wajar kalo memang jalanan sudah penuh dengan mobil atau motor yang bergerak tersendat karena memang jalanannya kurang lebar atau karena memang jumlah kendaraannya sudah melampaui batas, tapi menjadi kurang ajar kalo penyebab macetnya adalah penyempitan badan jalan oleh bangunan liar atau resmi tapi rada korupsi [baca : memakan badan jalan], kendaraan yang parkir seenaknya hingga memakan 1 jalur, truk-truk yang bongkar muat di jam-jam sibuk, dan yang paling kurang ajar adalah macet karena sebagian badan jalan ditutup tenda untuk hajatan.

Palak-memalak menurut saya wajar kalo dilakukan oleh anggota DPR [bukan nama sebenarnya] atau apalah namanya yang menuntut uang pelicin demi memuluskan urusan seorang pengusaha atau dilakukan pihak angkasa pura sebagai pemilik bandara terhadap maskapai penerbangan karena telah menggunakan bandaranya atau bahkan preman tukang palak yang memalak seorang dengan penampilan dan gaya eksekutif atau gaya kantoran. Wajar karena yang dipalaki adalah orang yang dapat dikatakan berkelas dan pastinya berkantung tebal. Tapi menjadi kurang ajar, kalo preman yang malakin si kondektur bus kota gara-gara naikin penumpang di perempatan. Bagi saya kurang ajar kalo rakyat kecil malakin rakyat kecil juga. Ibarat kata, semut jangan saling menggigit semut, nyamuk jangan menghisap darah nyamuk ... [peribahasa ciptaan saya sendiri ... awas kalo maen comot !!!]

Masih wajar seseorang nyebrang jalan bukan di tempat penyeberangan atau naik/turun bus kota nggak di halte selama dia tidak pernah mempermasalahkan atau menghujat oknum berseragam yang melanggar peraturan. Tapi menjadi kurang ajar kalo sudah nggak tertib, tapi ngatain oknum berseragam yang nggak tertib atau mengkritik tindakan tilang kantung pribadi [anda saya tilang, uang anda milik saya -> ungkapan saya sendiri juga ...]

No comments: