Sunday, June 24, 2007

trip on the jakarta old city


"Dengan semangat Ulang Tahun Jakarta yang ke 480, Mari mengenal dan melestarikan kebudayaan" ... nyambung gak ya ? dianggap nyambung saja yak ... he he he ...

Sabtu kemaren tanggal 22 Juni 2006 atau sehari setelah ulang tahun Jakarta yang ke 480, seperti biasanya trio kretek penggila jalan-jalan back in action. Dan demi mengenal dan melestarikan budaya negeri sendiri sebagai wujud cinta tanah air, maka dipilihlah Jakarta Old City sebagai target wisata minggu ini ... [terlalu berlebihan yak ... padahal sejujurnya milih Jakarta Old City gara-gara dah kehabisan uang, kalo punya uang seeh pengennya ke Dufan atau ke Sea World ... he he he]

Maka perjalanan pun di mulai dari stasiun Gondangdia dengan menggunakan jasa KRL jam 08:30. Sampai di Stasiun Jakarta Kota maka sampailah pada Old Jakarta yang pertama. Ya ya ya ... Stasiun Jakarta Kota adalah salah satu situs tertua di Jakarta. Bangunan stasiun dengan 12 jalur ini berbeda dari stasiun kebanyakan yang biasanya berdiri beberapa meter di tepi rel. Stasiun Jakarta kota berdiri di ujung rel. Jadi kalo pengen tau bagaimana ujung dari jalan Kereta api bisa berkunjung ke sini.

Stasiun yang masih berdiri kokoh ini sayang sekali kurang terawat. Tapi memang bukan Indonesia kalo stasiunnya terawat dengan baik. Secara kereta api adalah sarana transportasi kalangan menengah kebawah, jadi nya suasanya stasiun begitu semrawut. Mulai dari pedagang, pemulung, sampai penumpang dengan bawaan segede gajah pun tumpah ruah di stasiun yang dibangun dengan gaya art deco ini. Seandainya pemerintah kota jakarta bisa mengeksklusifkan stasiun ini. Maka stasiun ini akan memiliki nilai jual yang lebih dari sekedar stasiun.

Next ... cari museum sejarah jakarta dulu ... Tapi kok ada yang dagang gorengan ya ? secara perut belum terisi makanan dari pagi dan menyesuaikan dengan tema jalan-jalan kali ini maka duduklah kami di tepi trotoar sambil makan gorengan dan memandang setiap kendaraan yang lewat. Lha temanya kan Jakarta old city, maka makanannya juga old food juga dunk ... singkong goreng, pisang goreng, tahu goreng, tempe goreng, combro goreng, lumpia goreng ... ha ha ha ...

Berjalan ke utara sedikit maka ketemu sudah museum sejarah jakarta atau yang sering disebut museum fatahillah. Rupanya bentuk aslinya tidak semegah yang ada di foto-foto. Masuk cuma bayar seribu per orang secara masih mahasiswa gitu loh ... he he he ... Awalnya seeh ngasih 6 lembar ribuan tapi dikembalikan setengahnya, mungkin karena melihat tampang imut-imut dari kami-kami ini yak ... padahal kalo tau status kami yang karyawan, gak bakalan bisa masuk dengan setengah harga.

Design ruangannya menakjubkan, dinding tebal, jendela yang super besar dan terdiri dari dua daun jendela dengan dilengkapi teralis dari besi solid. Dijamin langsung puyeng kalo sampe kejedot sama daun jendelanya ... Ruangannya tinggi jadinya walaupun di luar panas, tapi di dalam ruangan terasa dingin dan sejuk, apalagi lantai terbuat dari kayu dan untuk lantai dua juga dibangun bukan dari beton tapi dari kayu juga menambah sejuk suasana di dalam ruangan.

Tapi kalo mau cari ruangan paling dingin, ada di basement alias ruang bawah tanah yang digunakan sebagai penjara di masa lampau. Meski sejuk, tapi aroma ruangan ini sangat menakjubkan ... gak percaya coba saja sendiri ...

Oia ... kalo mau cari meriam yang 'porno' ada di halaman dalam gedung yang dulu jadi balai kota batavia ini. Meriam si jagur namanya ... di pangkal meriam tersebut ada tangan mengepal dengan ibu jari diapit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Silakan coba praktikan, maka anda akan tau apa artinya.

Capek keliling di dalem coba keluar museum, menjelajahi bangunan tua tak terawat, kotor, dan kumuh. Bahkan semula saya kira berjalan di tepi sungai kan jauh lebih menyenangkan, ternyata malah sebaliknya bau air sungai sempat memancing isi perut saya ... gila bener ... coba kalo sungainya bersih, bangunan di tepi sungainya di renovasi, maka bisa dijual jadi sebuah paket wisata kota tua yang menarik.

Banyak keironisan yang saya lihat di tempat ini. Mulai dari pedagang, pasar, sampai tuna wisma yang menggunakan gedung tua sebagai tempat tinggal. Gak seharusnya bangunan cagar budaya bekas penjajah ini teronggok bersama hal-hal yang seharusnya berada di tempat lain.

Untuk melengkapi lagi, minuman pelepas dahaga yang saya beli siang sebelum mengakhiri perjalanan adalah minuman yang sesuai dengan tema jakarta old city ... es cincau ... ha ha ha ... murah meriah euy !!!

Dah siang ... ayo pulang ... meluncur lagi ke Stasiun Kota, maka perjalanan hari itu berakhir di Gondangdia.

NB : secara gaka da yang bawa kamera, ups ... gak ada yang punya maksudnya, jadi trip kali ini tidak ada dokumentasinya ...

No comments: