Monday, November 13, 2006

Kemana perginya kau sang waktu ????

Sesuatu akan begitu terlihat berharga saat kita sudah tidak lagi bisa mendapatkannya. Hal ini mungkin cocok untuk topik kita kali ini. Ternyata tidak hanya nikmat sehat yang berharga, waktu juga adalah hal yang sangat berharga dalam kehidupan kita.

Saat masa lalu, aku merasa sudah begitu menghargai waktu, dan berusaha tidak melewatkan waktu dengan percuma. Tapi ternyata apa yang segala aktifitas yang pernah aku lakukan dan aku anggap sudah menghargai waktu kini benar-benar aku sesali.
Hal ini telah aku alami saat memulai bekerja di kota ini. Saat aku menerima tawaran untuk bekerja dengan sistem shift. Pada mulanya aku menganggap semuanya akan berjalan dengan baik seiring berjalannya waktu. Namun yang terjadi adalah hal yang benar-benar membuatku merasa waktu ternyata adalah hal yang yang sangat berharga. Dengan sistem kerja shift yang aku jalani dimana satu hari dibagi dua shift (12 jam), aku telah banyak kehilangan waktu-waktu yang dulu aku sia-siakan dan aku buang percuma.

Pada awalnya aku sering kehilangan waktu terbaik untuk berdoa di 1/3 malama yang terakhir dan aku banyak kehilangan waktu subuhku gara-gara aku bangun kesiangan. Tapi alhamdulillah, hal ini bukanjadi masalah lagi. Tapi kini muncul sebuah masalah baru yang sampai sekarang belum aku temukan solusinya. Disaat shift pagi (pukul 8 pagi sampai dengan 8 malam) tidak ada hambatan yang berarti karena kerja di pagi hari dan istirahat di malam hari adalah sistem kerja yang normal. Hal ini juga didukung dengan waktu sholat yang seolah menyesuaikan dengan waktu bekerja, jadi dapat dikatakan keseimbangan hidup dunia akhirat sebisa mungkin bisa tercapai.

Nah, permasalahannya kini pada saat shift malam yang menuntut begadang semalaman demi menjalankan amanah yang telah diberikan. Hari pertama jaga malam mengharuskan untuk mempersiapkan energi di pagi harinya agar mampu 'bertahan' pada malam harinya. Nah, maka akupun menyiapkan energi dengan tidur di pagi hari. Saat shift malam hari kedua juga seperti itu dimana aku juga memulihkan tenaga setelah jaga semalaman di shift pertama dan juga mempersiapkan energi buat jaga lagi di shift malam pada malam harinya. Dan setelah shift malam hari kedua, maka aku juga menghabiskan waktu siangku di tempat tidur untuk memulihkan tubuh yang semalaman tidak beristirahat. Nah berarti dalam satu periode shift, aku ada waktu selama 3 hari di siang hari yang aku habiskan untuk tidur. Walaupun seolah terlihat sepele dan wajar, tapi efek samping yang terjadi adalah aku kini tidak dapat sholat dhuhur dan ashar tepat waktu, kalaupun dapat, yang ada adalah rasa kantuk yang luar biasa dalam sholat, sehingga dapat dikatakan sholat menjadi tidak khusuk. Dengan 3 kali tidur pagi, maka tubuh seolah menyesuiakan dengan keadaan ini yaitu dengan nggak bisa tidur di malam hari dan rasakantuk yang luar biasa di pagi dan siang hari.

Lantas apa hubungannya dengan waktu yang terbuang ? kalo coba kita bayangkan beberapa hal yang biasanya dan seharusnya dapat saya lakukan sesuai dengan waktunya kini menjadi hilang antara lain :
1. Kehilangan Sholat Dhuhur dan Ashar dengan Khusuk
2. Malam hari banyak dipake buat maksakan diri buat tidur sehingga waktu terbuang percuma
3. Waktu siang seolah tak berharga lagi

Mungkin jika di kantor, dapat dikatakan tak ada waktu yang terbuang, karena waktu dihabiskan dengan menjalankan amanah. Tapi jika di kontrakan yang terjadi adalah waktu seolah tak ada harganya, di buang percuma. Hal ini yang masih aku cari pemecahannya dimana saat ini aku merasa kehidupan dunia dan persiapan kehidupan akhirat sangat sulit diseimbangkan. Hidupku saat ini lebih banyak digunakan untuk mengejar materi dibanding dengan mengejar kedekatan dengan penguasa alam ini. Bukannya tidak ada waktu, tapi sistem yang ada tidak memungkinkan dan tubuh yang ada tidak kuasa untuk menyeimbangkannya. Tubuh terlalu lelah mencari dunia sehingga akhirat sehingga saat dimana seharusnya tubuh ini mencari cahaya Ilahi, maka tubuh ini tak kuasa mencarinya.

Buat pembaca yang masih banyak membuang waktu, sebaiknya bisa belajar dari apa yang saya alami dimana saya merasakan kurangnya waktu untuk bercengkrama dengan Zat Yang Maha Hidup dan waktu lebih dihabiskan mencari kehidupan dunia yang fana ini. Tuhan telah menciptakan waktu malam untuk beristirahat dan menjelang pagi Allah telah membuka pintu tobat dan mendengarkan segala pinta hambanya, dan mengganti malam dengan siang hari supaya bisa digunakan manusia untuk mencari rahmat yang telah Dia tebarkan di muka bumi ini.

No comments: