Sunday, April 1, 2007

kisah anak jalanan ...


Sebuah kisah yang saya harap menggugah hati kita semua tentang bagaimana kondisi anak jalanan saat ini ...

Kisah ini diambil di sebuah kota besar di Indonesia dimana masih banyak ditemui anak-anak jalanan di beberapa sudutnya. Tahukah anda bahwa sebenarnya anak-anak jalanan tersebut memiliki sebuah organisasi yang cukup jelas dan terstruktur dengan baik? Namun bukan hal itu yang akan saya uraikan saat ini, tapi lebih pada bagaimana kondisi mereka (anak jalanan) saat mereka berada di tempat 'penampungan' yang menjadi rumah bagi mereka.

Saat kita melihat sekelompok anak jalanan yang sedang 'bekerja' di siang hari yang terik dan kita menyisihkan sejumlah rizki yang kita berikan kepada salah satu dari mereka, maka tahukan anda bahwa sejumlah uang yang kita sedekahkan tadi akan mengalir ke seseorang yang dapat kita sebut 'bapak asuh' [yang walau terlalu halus kalau menyebut sosok ini dengan 'bapak asuh' karena sifat sosok bapak asuh ini jauh dari mengasuh dan mengayomi --> terbukti dengan banyaknya anak buah(baca : anak jalanan) yang berhasil kabur dari kandang singa ini]. 'Bapak asuh' inilah yang akan mengelola 'keuangan' mereka.

Struktur dan jobs description yang diberikan kepada anak-anak jalana juga telah diatur sedemikian rupa secara jelas dan terarah. Lihatlah dan coba amati anak-anak jalanan yang mendulang 'emas' di jalanan, pasti ada salah satu dari mereka yang memainkan alat musik sedangkan yang lain bernyanyi, atau jika yang ada adalah sosok pengemis, maka akan ada dua orang dimana salah satu jadi juru bicara dan yang lain berakting untuk menarik rasa iba dari pengguna jalan. Yang jelas, tiap-tiap orang memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Ya walaupun ujung-ujungnya, uang yang berhasil mereka raup akan menuju kepada satu management.

Namun tahukah kita bahwa perlakuan 'management anak jalanan' tadi sangat memprihatinkan ??? Beberapa dari kita mungin sudah mengetahui dari tayangan reportase di TransTV atau dari adegan di beberapa sinetron, tapi sesungguhnya kondisi yang digambarkan di televisi adalah kondisi yang kasat mata dan tertangkap oleh mata kamera. Pernahkah kita mencoba menyelami hati dan perasaan anak-anak tersebut ???

Fakta yang terungkap adalah bahwa mereka sering mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari para 'manager' anak jalanan tersebut. Misalnya, dalam pemberian jatah makan saja, anak jalanan yang bertugas sebagai 'penyanyi' akan mendapatkan jatah makanan yang lebih sedikit daripada mereka yang 'bermain musik', padahal keduanya tergabung dalam satu 'pertunjukan' [maksudnya kemana-mana bersama gitooo ... ;)] uang yang berhasil mereka dapatkan juga harus diserahkan kepada orang yang sama, merekapun bekerja secara bersama-sama, namun mengapa mereka tidak bisa mendapatkan jatah makanan yang sama ? ya walaupun diakui bahwa si 'pemain musik' jauh memiliki andil dalam setiap 'pertunjukan' yang ada, dan 'si penyanyi tidak akan bisa tampil solo tanpa alat musik, namun tidak dapat dipungkiri bahwa semenjak adanya penyanyi tadi 'pertunjukan' semakin semarak dan uang pun mengalir semakin deras.

Bukan hanya masalah makanan, perlakuan secara mental juga begitu adanya, penyiksaan yang kerap kali dihadapi juga jauh dari kata-kata adil [walaupun untuk hal ini masih terlalu subjektif dan tidak dapat dijadikan patokan]. Meskipun yang namanya penyiksaan memang sama sekali jauh dari kata-kata keadilan ... [emang ada penyiksaan yang adil .... ??? ]

Coba kita bayangkan saja, jika kita jadi salah satu dari anak jalanan yang emndapat perlakuan kurang adil dari 'sang penguasanya'? sementara mereka tinggal di rumah yang sama, bekerja bersama-sama, menyerahkan semua yang didapatkan di jalanan kepada orang yang sama ? Kalau keadaan seperti ini dari mana anak jalanan bisa mendapatkan sisa-sisa kebahagian yang selama ini telah banyak hilang dari kehidupan mereka ??

Kisah ini adalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, sifat dan kejadian adalah sebuah hal yang disengaja tanpa ada maksud untuk menyinggung pihak manapun. Dan jika ada pihak yang tersinggung dan merasa tulisan saya ini cukup mengganggu, silakan untuk mengubah sikap anda agar apa yang saya tuliskan di atas tidak lagi menyinggung anda karena tulisan saya hanya akan menjadi tulisan kosong semata.

5 comments:

tiarhapoetry :) said...

lumayan buat bahan tugas...

Blex said...

makasih om nyari tugas ga nemu2 =="

Anonymous said...

kadang serba salah kalau kita mau memberikan sedikit rizki kita untuk mereka..
disatu sisi kasihan dengan mereka di sisi lain merasa malas untuk memberi "bukan berarti kita pelit"
malas untuk memberi karna banyak faktor, salah satu faktornya adlah soal "management itu" ataupun digunakan yang tidak semestinya seperti ngerokok, judi ataupun minum2an itulah beberapa yang membuat malas untuk memberi, lain kata apabila uang tsb di gunakan untuk yg semstinya..

AKM said...

kadang serba salah kalau kita mau memberikan sedikit rizki kita untuk mereka..
disatu sisi kasihan dengan mereka di sisi lain merasa malas untuk memberi "bukan berarti kita pelit"
malas untuk memberi karna banyak faktor, salah satu faktornya adlah soal "management itu" ataupun digunakan yang tidak semestinya seperti ngerokok, judi ataupun minum2an itulah beberapa yang membuat malas untuk memberi, lain kata apabila uang tsb di gunakan untuk yg semstinya..

bangkit wismo said...

hmm...bener-bener yah.
karena dianggak kecil, malah jadi bidak yang selalu dimainkan oelh orang-orang yang lebih besar dan tua