Wednesday, April 11, 2007

open mind ...


Teringat beberapa waktu lalu salah seorang teman kantor memasang kata-kata "open mind" secara harfiah, artinya adalah buka pikiran, kalo dari penjelasan yang sempat saya baca dari command di salah satu blog milik teman kantor saya yang lain kalo secara istilah artinya adalah membuka pikiran, jangan terkurung dalam pemikiran yang dibuat sendiri. Kalo secara lengkap dan tepatnya saya sudah lupa, pokoknya intinya kita harus berpikir jauh kedepan dan luas supaya tidak terkurung dalam kubangan yang dibuat sendiri.

Cukup menarik untuk dicerna dan ditelaah lebih jauh, karena hal inilah yang terkadang membuat saya berhenti berpikir hal-hal yang saya anggap terlalu jauh dan lebih memikirkan apa yang ada di depan saya tentunya dengan konsep pemikiran yang open mind tentunya ... he he he ...

Kali ini saya akan bertingkah selayaknya orang tua atau orang yang sok tua aja ya ... saya anggap saya sedang menasehati atau lebih tepatnya menghibur diri saya sendiri. Begini ... kalau menurut pemahaman saya yang dangkal ini, open mind yang berarti membuka pikiran memiliki makna yang jauh lebih lebar dan lebih luas dibandingkan dengan panjang dua kata tersebut.

Saat kita berfikir secara open mind, maka kita harus terbebas dari segala belenggu yang membelenggu ataupun belenggu hasil karya kita sendiri. Jadi kita harus memposisikan diri jauh lebih objektif terhadap diri kita, kita harus keluar dari dalam diri kita. Atau dalam arti lain, kita harus memaksa diri kita untuk menjadi orang lain. Jangan berpikir kesenangan atau kesengsaraan yang kita hadapi, tapi pikirkan bahwa saat ini kita sedang berusaha mencari jalan terbaik dari apa yang sedang kita hadapi. Terbaik menurut versi 'kebaikan' bukan terbaik menurut versi kita tentunya.

Kalau menurut saya cara paling mudah untuk open mind adalah coba mengumpulkan fakta sebanyak-banyaknya dari segala kejadian yang ada kaitannya dengan permasalahan yang kita hadapi. Pilah satu persatu, jangan pikirkan susah senang dulu, tpai pikirkan opsi mana yang kelak akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan kita kelak.

Mengapa harus kehidupan mendantang ? mengapa bukan kehidupan sekarang ? jawabannya cukup mudah ... karena kita hidup untuk masa depan dan kita bukan hidup untuk masa sekarang. Masa sekarang sejatinya adalah buah dari masa lalu kita. Percaya atau tidak silakan, tapi yang jelas segala sesuatu tidak terjadi dengan sendirinya. Nasi sebelumnya adalah beras, beras sebelumnya gabah, gabah sebelumnya biji padi, biji padi sebelumnya bunga padi, dan begitu seterusnya. Dan satu hal yang pasti, semua bergantung dari awalnya dan bagaimana prosesnya. Segenggam padi tidak akan menjadi beras jika tetap dalam genggaman. Padi harus diambil bijinya dahulu, harus dikeringkan dahulu, harus di jemur untuk kemudian di giling dan kemudian di tanak sebelum siap disantap dan menjadi sesuatu yang berguna. Ingat semuanya butuh proses dan proses itu tidak selamanya menyenangkan. Bayangkan betapa sakitnya saat dilucuti dari tangkainya, saat di jemur, saat digiling, dan saat di masak ... semuanya tidak menyenangkan tapi membawa manfaat yang sangat besar.

Tulisan saya diatas bukan berarti saya merekomendasikan untuk hidup sengsara. Tulisan saya hanya menggambarkan jika jalan untuk menjadi 'sukses' tidak selamanya menyenangkan. Sekarang jika saya ada di sini semuanya tak lepas dari apa yang sudah saya lakukan 3 tahun yang lalu. Gak semuanya semudah membalik telapak tangan. Coba bayangkan jika 3 tahun lalu saya lebih memilih untuk bersenang-senang dan putus sekolah ... bayangkan saja apa yang terjadi saat ini ...

Seperti yang muncul di tulisan saya sebelumnya, jangan lihat apa yang anda kerjakan hari ini, tapi lihatlah buah dari apa yang sudah anda kerjakan kelak di masa yang akan datang.

Wallahualam bishowab

No comments: