Friday, December 22, 2006

pentingnya sebuah totalitas

Demo buruh beberapa hari yang lalu begitu marak diberitakan di banyak media tanah air. Kalau nggak salah tuntutan mereka sepele namun benar-benar mak nyuss jika suatu saat ini diterapkan. Dari yang aku dengar seeh tuntutan mereka antara lain :
~ Kenaikan UMR hingga 3 juta rupiah * alamak ... bisa cepet kaya aku kalo gaji diatas 3 juta
~ Penghapusan sistem outsoursing dan kontrak seumur hidup

Kalo coba kita telaah lebih dalam, sebenarnya yang memegang peranan dalam menentukan nasib kita bukan pengusaha dan bukan juga pemerintah, tapi sebaliknya para buruhlah atau lebih indah jika disebut karyawan aja kali ya ... biar enak dibaca.

Sebenarnya gampang saja jika ingin dapat gaji sesuai keinginan kita, kuncinya pada totalitas kita dan kekompakan semua orang yang butuh pekerjaan. Kalau nggak mau dibayar rendah, ya jangan mau kerja, resign aja, cari yang lain. Tapi masalah baru yang muncul adalah masih banyak yang ngantri untuk menggantikan posisi kita dan dibayar lebih murah. Nah ... disitulah kelemahan kita dimana mau kerja dibayar berapa saja atau bahkan membayar berapa saja yang penting status pengangguran hilang dari dalam diri. Setelah bekerja kita menunut macam-macam dan jika tidak dipenuhi dan pengusaha mengajukan opsi resign atau kerja tanpa kenaikan gaji, sayangnya masih banyak yang memilih opsi kedua. Seharusnya dalam hal ini karyawan bercermin layakkah saya mendapat salary sekian juta, atau pantaskah jika saya dibayar sekian juta ? permasalahan tinggal bagaimana menciptakan persaingan yang sehat antar pengangguran. Kalau skill mumpuni dan layak dibayar tinggi, jangan mau dibayar murah, sebaliknya skill starndart jangan berharap diabayar mahal. Tingkatkan dulu skill baru minta bayaran tinggi. Totalitas dalam mengambil keputusan, totalitas dalam pekerjaan.

Jika semua orang tidak menuhankan pekerjaan, maka tidak akan ada demo-demo menunutut ini dan itu. Jika tidak mau jadi karyawan outsorsing atau kontrak seumur hidup ya jangan mau tanda tangan perjanjian kerja. Jika nggak mau dibayar murah ya resign saja.

Jika semua orang berpikiran demikian, maka pengusaha akan tunduk pada karyawan sebagaimana wanita dijajah pria sejak dulu. Tanpa karyawan, tidak akan berjalan roda ekonomi. Jika tidak ada SPG apakah mungkin manager marketing mau nampang di pusat perbelanjaan menjajakan brosur dan promosi produk ? jika tidak ada helpdesk, apakah mau manager CS menerima makian pelanggan ? Jika tidak ada OB, apakah mau manager HRD melayani karyawan yang lain ?

Kuncinya jangan terlalu merendah dihadapan pengusaha, biasa saja, toh tanpa karyawan pengusaha bukan apa-apa. Tapi jika telah mengikatkan diri pada pengusaha maka totalitaslah yang ditutuntut sebagai wujud sebuah tanggung jawab. Jika semua bisa total, maka nggak akan ada lagi demo atau semacamnya karena sudah sadar akan posisinya masing-masing

Semoga bermanfaat ....

No comments: