Friday, December 1, 2006

dunia memang penuh masalah

Judul boleh dunia penuh masalah, tapi bukan berarti ini isinya masalah lagi, masalah lagi, masalah yang tiada habisnya. Kali ini keluar sedikit dari kehidupanku tapi masih gak jauh-jauh amat seeh ...

Kini aku mau menyoroti masalah masalah. Semoga gak ada yang bingung dengan kalimat tersebut. Masalah yang akan saya tampilkan untuk topik hari ini adalah masalah-masalah yang ada di kehidupan ini.

Saking banyaknya masalah yang ada di kehidupan ini, bahkan sampai ada compliant-center. Entah berapa banyak compliant-center (pusat masalah) yang ada di dunia ini. Parahnya, aku sendiri tergabung di dalamnya. Tiada hari tanpa masalah. Tiada hari tanpa persoalan. Yang ada masalah, masalah, dan masalah. Mulai dari kotak-kotak hijau yang menguning lalu memerah dan membunyikan bunyi yang sangat merdu .... sampai bunyi dering telepon yang diikuti ocehan yang membawa calon masalah dan akhirnya lulus diwisuda sebagai sebuah masalah. Cape de ... masalah dan masalah ... :(

Kehidupan adalah permasalahan dan Tuhan telah mempercayakan manusia untuk menyelesaikannya. Begitulah ungkapan salah satu temanku. Lucu juga, ternyata dibalik bola basket dan keyboard pemrogramannya tersimpan sisi kebijaksanaan yang di luar perkiraan dan tak pernah terbayangkan sebelumnya ... sorry win, bukan maksud hati ingin merendahkan, tapi hanya mengungkap kenyataan, masa gak dianggap serius ....

Kalo ada masalah, berarti ada pemecahannya donk ? tepat ! gak ada masalah tanpa pemecahan. Tapi kok kayaknya aneh juga ya, ternyata sumber permasalahan itu berasal dari masyarakat kecil dan berakhir di karyawan kelas bawah. Sungguh ironis, mengingat karyawan kelas bawah ini penghasilannya juga nggak seberapa. Dan masyarakat bawah juga gak terlalu memiliki andil besar dalam memberikan income pada perusahaan yang menjadi target masalah akan dilemparkan. Contoh gampangnya, saat ada gangguan transmisi *ungkapan yang biasa aku ucapkan kalo lagi gangguan maka yang pertama kali protes tu masyarakat awam yang gak ngerti apa-apa, misalnya pelanggan warnet yang nge-net cuma 1 jam dengan membayar 3500 rupiah, si pelanggan warnet sebagai produsen masalah, mendistribusaikan masalahnya ke pemilik warnet, pemilik warnet membagi masalah yang dia dapat ke ISP pengelola jasa layanan internetnya, dan complaint senter ISP meneruskan masalahnya ke teknisi sebagai end user dari masalah tersebut. Dan akhirnya masalah selesai ditangan beliau. Tapi yang aneh kok gaji teknisi gak seberapa yach ? *maaf kalo salah sangka, tapi kalo dibanding dengan gaji manager gaji teknisi masih dibawahnya kan .... ? Padahal siklus masalah berakhir di tangan teknisi kan ? bukan di tangan manager ... *buat pak manager, maaf ya Pak, bukan bermaksud merendahkan tanggung jawab besar yang ada di pundak bapak, piss pak ... :)

Tapi emang bener kok, teknisi seharusnya gajinya paling gede, soalnya berbagai masalah selesai ditangan beliau, manager bahkan gak pernah menyentuh terlibat dalam siklus permasalahan yang saya maksud di atas. Kalau gak ada teknisi masalah kan gak bakalan selesai, bisa bangkrut tu perusahaan, tapi kalo gak ada manager, kayaknya gak akan berpengaruh besar seeh ... ah tapi nggak juga, gak ada manager juga susah, siapa yang bisa mengkoordinasikan orang sebegitu banyak kalo gak ada manager, bisa bubar perusahaan kalo gak ada yang ngatur personil-personilnya. Lha wong ngatur orang itu sulitnya minta ampun ...

Kalo gitu mana yang seharusnya dapat gaji lebih tinggi ? teknisi sebagai malaikat yang melahap habis semua masalah, atau manager yang jadi komandan barisan ? ingin tau jawabannya ? yang seharusnya dapat gaji paling tinggi itu NCS/helpdesk atau apapun namanya yang tugasnya menerima masalah dan meneruskan ke teknisi. Lho kok ? ya alasannya sih simple aja, kalau gak ada NCS siapa yang mau meneruskan masalah yang akhirnya bisa diselesaikan, teknisi gak akan bisa bekerja tanpa ada laporan dari NCS, masa teknisi mau berkeliling mendatangi customer buat tanya ada masalah atau nggak ? Kalo gak ada NCS, gak akan ada siklus masalah. Nggak ada teknisipun NCS bisa menyelesaikan masalah yaitu dengan merekomendasikan customer untuk berhenti berlangganan dan mencari provider lain, dengan begitu masalah selesai .... *walaupun akan menciptakan masalah baru yang leih parah .... Begitu pula manager, sebaik apapun management yang diterapkan, kalo gak ada NCS, siapa yang mau duduk dan tetap tersenyum sambil mendengarkan ocehan dan amarah yang meluap-luap dari customer yang membawa masalah ? bagaimanapun NCS yang harus dapat gaji lebih tinggi ! HIDUP NCS ! tanpamu tak akan berjalan roda perusahaan yang bergelut dengan masalah ini ;)

NB : Tulisan ini adalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, tokoh , dan peristiwa merupakan hal yang tidak disengaja dan hanya merupakan rekayasa. Penulis tidak bertanggung jawab atas isi dan akibat yang ditimbulkan seperti sakit perut ataupun dada sesak dan sakit hati akibat membaca tulisan ini. Jika sakit berlanjut hubungi dokter agar sindrom percaya dengan tulisan sampah diatas bisa teratasi dengan baik.

No comments: